Kualitas Rumput Laut Rendah, Diskan Sumenep Diminta Turun Tangan

Jurnalis: Rifan Anshory
Kabar Baru, Sumenep – Harga rumput laut di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus merosot di pasaran.
Di pesisir daratan, rumput laut basah dihargai Rp2.500 per kilogram, sedangkan kering Rp10.000, bahkan sempat jatuh hingga Rp7.000.
Padahal, beberapa tahun lalu harga basah masih Rp7.000 dan kering menembus Rp20.000–Rp25.000.
Seorang buyer, Bambang Supratman, menyebut penurunan harga dipengaruhi kualitas hasil budidaya.
“Kriterianya kualitas bagus, bersih, tidak banyak garam, ada garam tapi harus mengkristal, dan kadar produksi di posisi 37–38,” ujarnya, Minggu (21/9).
Menurutnya, pembeli tetap menyerap hasil panen petani, namun harga bergantung pada kualitas yang sesuai standar industri.
Ia pun mendorong adanya perbaikan budidaya dari hulu ke hilir.
“Harapan saya pemerintah melalui dinas terkait bisa menyediakan bibit baru, karena selama ini petani masih mengembangkan bibit lama,” tambahnya.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Sumenep, Agustiono Sulasno, melalui Bidang Perikanan Budidaya, Edie Ferrydianto, mengakui kualitas rumput laut lokal masih rendah.
“Kami inginnya ada alokasi anggaran untuk mendatangkan bibit baru untuk peremajaan. Saat ini belum ada anggaran yang disediakan untuk itu,” ujarnya.
Peneliti Universitas Bahaudin Mudhary (UNIBA) Madura, Dr. Achmad Zuhri, menilai kualitas rumput laut lokal butuh ditingkatkan.
Ia merekomendasikan inovasi di tiga tahap: produksi dengan keramba modern berbahan spons dan jaring, pascapanen menggunakan pengering tenaga surya yang lebih cepat dan higienis, serta hilirisasi menjadi produk olahan bernilai tambah.
“Inovasi ini perlu didukung stakeholder lewat edukasi dan pendampingan agar petani beralih ke budidaya dan pascapanen yang lebih baik,” tegas Ketua LPPM UNIBA Madura itu.
Sebelumnya, sejumlah petani mengeluhkan harga rumput laut yang fluktuatif serta kerap mengalami gagal panen.