59 Tahun Kohati: Refleksi Perjalanan, Tantangan, dan Harapan Masa Depan Perempuan

Jurnalis: Redaksi Gorontalo
KABAR BARU, OPINI –Menatap perjalanan 59 tahun, Kohati telah melewati hampir enam dekade dinamika zaman—mencatat jejak kemajuan sekaligus tantangan yang harus diakui secara terbuka. Organisasi ini berperan penting dalam melahirkan kader perempuan intelektual, kritis, dan berdaya saing di berbagai bidang seperti pemerintahan, pendidikan, dan hukum.
Ketua Bidang Internal Kohati Badko Sulutgo, Rahayu, menegaskan, “Kohati telah menjadi rumah perjuangan perempuan yang konsisten mengawal isu-isu gender, keadilan sosial, dan pendidikan.” Namun, Kohati juga menghadapi kemunduran berupa menurunnya semangat kaderisasi dan militansi, serta kurangnya inovasi menghadapi perkembangan zaman.
Dalam evaluasi tahunan, muncul kritik bahwa Kohati perlu pembaruan strategi agar tetap relevan, terutama dalam menghadapi isu kontemporer perempuan seperti kekerasan digital dan ketimpangan ekonomi. “Tidak semua cabang Kohati dalam kondisi prima, ada yang kehilangan arah gerak, ada yang hanya simbolik,” ujar Rahayu.
Melihat tantangan ini, Kohati diharapkan mampu bertransformasi menjadi organisasi yang adaptif dan progresif dengan memperkuat literasi digital, kapasitas kader, dan kolaborasi lintas sektor. Perayaan Dies Natalis ke-59 menjadi momen evaluasi dan komitmen untuk terus maju sebagai organisasi perempuan Islam yang relevan dan berpengaruh.
“Perempuan hari ini tidak cukup hanya cerdas, tapi juga harus berani bicara dan bertindak. Kohati harus hadir sebagai wadah pembentukan perempuan pejuang peradaban,” tutup Rahayu.