Menjaga Kearifan, Menyalakan Harapan: Kisah Saung Peradaban Maung Bodas

Jurnalis: Deni Aping

Kabar Baru, Purwakarta – Di tengah derasnya arus modernisasi, masih ada ruang yang memelihara nilai-nilai kebersamaan dan kearifan lokal. Namanya Saung Peradaban Maung Bodas, sebuah tempat sederhana namun sarat makna yang berdiri di Purwakarta.

Bagi sebagian orang, saung mungkin hanya sekadar tempat singgah atau melepas lelah. Namun bagi Opah Dani, penggagas Saung Peradaban Maung Bodas, bangunan ini jauh lebih dari sekadar tempat bersantai.

“Saung ini kami hadirkan sebagai ruang hidup bersama. Di sini masyarakat bisa berkumpul, berdiskusi, dan beraktivitas, baik yang bersifat sosial, keagamaan, seni budaya, maupun kegiatan lain yang memberi nilai positif bagi warga,” tutur Opah Dani saat ditemui di Saung Peradaban, Jumat (5/9).

Saung Peradaban Maung Bodas kerap menjadi titik temu berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak muda, tokoh masyarakat, hingga pegiat seni dan budaya. Diskusi ringan hingga perbincangan serius soal permasalahan sosial sering kali lahir di ruang sederhana ini.

“Saung ini bukan hanya tempat berbagi cerita, tapi juga tempat mencari solusi. Banyak warga yang datang untuk berkonsultasi, membicarakan problem sosial yang ada di lingkungan mereka. Dari sinilah lahir gagasan dan kepedulian bersama,” tambah Opah Dani.

Lebih jauh, ia menggambarkan Saung Peradaban Maung Bodas sebagai “kawah candradimuka” yang akan melahirkan generasi masyarakat unggul, cerdas, dan peka terhadap lingkungan sosialnya.

Bagi warga sekitar, keberadaan saung ini menjadi simbol harapan. Di tengah berbagai tantangan zaman, mereka masih memiliki ruang yang menumbuhkan semangat gotong royong, memelihara budaya, sekaligus menyalakan obor kepedulian sosial.

“Intinya, saung ini kami bangun dari hati, dengan ketulusan untuk menjaga silaturahmi dan membangun masyarakat yang lebih baik,” pungkas Opah Dani. (***)