Prof Zaenudin: Salah Satu Ciri Pemimpin Ialah Mendapat Legitimasi Kuat Dari Masyarakat

Jurnalis: Sri Hartutik Sandora
Kabar Baru, Pontianak– Salah satu ciri pemimpin dalam perspektif Islam, menurut Al Ghazali, adalah mendapatkan legitimasi yang kuat dari masyarakat sehingga ia memiliki kekuatan yang mumpuni dalam menjalankan visi misinya.
Hal ini diungkapkan oleh Prof. Dr. H. Zaenudin Hudi Prasojo, MA,MA saat menjadi Narasumber pada acara dialog Lintas Khatulistiwa Pagi dengan tajuk “ Mencari Pemimpin NU Masa Depan” yang disiarkan secara langsung oleh RRI Pro Satu Pontianak, Kamis (9/6/22).
“Masyarakat kita di masa mendatang akan menghadapi tantangan era 5.0 yang berbasis pada big data dan berkembangnya kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang mana masa ini belum pernah terjadi di masa sebelumnya dalam sejarah peradaban manusia. Sehingga pemimpin masa depan perlu kiranya mampu memahami berbagai tantangan di masa mendatang dan memiliki visi kedepan sesuai dengan tantangan yang dihadapi” ujar Ketua LP Ma’arif PWNU Kalbar ini.
Ia menambahkan bahwa pemimpin masa depan hendaknya memiliki kepekaan terhadap hal-hal yang bersentuhan dengan dunia digital (digital Humanities) sebagai bagian dari kehidupan masyarakat di masa mendatang.
Menurutnya, masyarakat di masa mendatang hendaknya memiliki kemampuan dan skill penguasaan teknologi yang baik serta intelektual yang baik. Dengan memiliki dua hal tersebut diharapkan masyarakat dapat menjadi lebih mandiri serta mampu menciptakan berbagai lapangan pekerjaan.
“Pendidikan di masa depan harus dapat membebaskan sehingga sejalan dengan tugas manusia dalam mengelola dunia sebagai khalifah di muka bumi. Pendidikan yang membebaskan bermakna pendidikan yang tidak lagi terikat dalam suatu kerangka tertentu sehingga membatasi pilihan-pilihan yang ada dan membuat manusia menjadi lebih mandiri.” Ujar Guru Besar Ilmu perbandingan Agama IAIN Pontianak ini.
Ia menambahkan bahwa pemimpin masa depan hendaknya memiliki kejujuran dan kemampuan untuk memahami berbagai potensi. Hal ini berlaku juga bagi kebutuhan kepemimpinan di NU Kalbar di mana seorang pemimpin NU Kalbar kedepan perlu membangun kejujuran dan mampu memahami berbagai potensi yang dibutuhkan warga Nahdiyin yang ada di Kalbar.
“Pemimpin mesti mampu membangun komunikasi yang gaul untuk mencapai tujuan ini. Pada giliranya arah kemajuan yang dimandatkan oleh warga Nahdliyin Kalbar dapat dicapai bersama pimpinan yang memiliki kapasitas untuk memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki,”pungkasnya.