UNU Gorontalo Diduga Pungli Mahasiswa Demi Kejar Akreditasi Prodi

Jurnalis: Pengki Djoha

Kabar Baru, Gorontalo — Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo tengah diterpa isu serius terkait dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan terhadap mahasiswa Program Studi Terapi Gigi angkatan 2022-2025. Mahasiswa diwajibkan membayar dana partisipasi sebesar Rp1.564.000 per orang dengan alasan mendesak untuk keperluan akreditasi dan pengembangan fasilitas klinik.

Dana tersebut terbagi menjadi dua pos, yakni Rp586.000 untuk akreditasi dan Rp978.000 untuk pengembangan klinik dan laboratorium. Namun, fasilitas praktik dasar yang ada dinilai sangat minim dan tidak memadai, bahkan alat-alat terapi gigi yang tersedia terbatas, sehingga mahasiswa harus menanggung kekurangan fasilitas tersebut.

Seorang mahasiswa yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, “Pihak jurusan mengatakan mereka ingin meningkatkan peringkat akreditasi dengan memperbaiki fasilitas, tapi kenyataannya alat di klinik sangat terbatas dan kami harus membayar untuk itu.”

Pengumpulan dana ini dilakukan secara tertutup dengan instruksi agar informasi tersebut tidak tersebar luas. “Dosen mengatakan agar kami tidak membicarakan hal ini di luar ruangan,” ungkap mahasiswa.

Dengan jumlah mahasiswa yang mencapai lebih dari 140 orang, dana yang terkumpul dari pungutan ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah dalam sekali pungutan.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak Rektorat UNU Gorontalo, Wakil Rektor II, dan Dekan Fakultas Kesehatan belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan pungli ini. Redaksi terus berupaya mendapatkan konfirmasi untuk memenuhi asas keberimbangan berita.

Demi Keberimbangan Berita Apabila ada Pihak yang disebut dalam berita dan ingin menggunakan hak jawabnya hubungi kami 082119487706