Pasca Demo Nasional, Antisipasi Kepanikan Pasar dan PHK

Jurnalis: Afi Ibrahim
Kabar Baru, Sorong – Anggota DPD RI asal Papua Barat Daya, Agustinus R. Kambuaya, menilai kondisi ekonomi nasional pasca-demonstrasi akhir Agustus hingga awal September 2025 perlu segera mendapat perhatian serius.
Menurutnya, meski situasi keamanan nasional sudah berangsur kondusif, dampak ekonomi masih terasa dan membutuhkan proses pemulihan.
“Keamanan dan stabilitas politik menjadi syarat mutlak bagi dunia usaha. Ketika keamanan terganggu, aktivitas bisnis juga terganggu, dan investor asing ikut panik,” kata ARK. Minggu (7/9/2025).
Agustinus mencontohkan, saat terjadi gejolak di Jakarta belum lama ini, sejumlah pengusaha bahkan sudah membicarakan rencana untuk memindahkan modal ke Singapura, Malaysia, Korea, hingga Vietnam dan Kamboja.
Hal itu, kata dia, menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Sebab, perekonomian nasional juga ditopang oleh pilar investasi dan industri, baik manufaktur, tekstil, maupun sektor lainnya.
Dorong Kemandirian Ekonomi Rakyat
Agustinus menegaskan, ketergantungan pada investasi asing memang memiliki dampak positif, namun juga menyimpan risiko.
Ia mengingatkan bahwa dalam situasi konflik skala besar dan berkepanjangan, modal asing berpotensi keluar (flight money).
Karena itu, menurutnya, penguatan ekonomi kerakyatan berbasis koperasi, UMKM, BUMN, dan BUMD harus menjadi solusi utama.
“Momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperkokoh kemandirian ekonomi. Koperasi Merah Putih yang digagas Presiden harus kita dukung bersama sebagai langkah memperkuat ekonomi dari desa hingga kota,” ujar Agustinus.
Ia menambahkan, pengalaman krisis global, mulai dari krisis finansial 2008 hingga konflik Rusia–Ukraina dan Israel–Palestina, menunjukkan bahwa sektor UMKM, pertanian, koperasi, dan BUMD lebih tahan terhadap gejolak ekonomi.
“Ekonomi kerakyatan terbukti tangguh dalam situasi apa pun. Ini saatnya kita berbenah, membulatkan tekad, dan berkomitmen pada kemandirian ekonomi bangsa,” pungkasnya.