Premanisme Mengancam Stabilitas Negara

Jurnalis: Bahiyyah Azzahra

Kabar Baru, Jakarta – Fenomena premanisme yang semakin meresahkan masyarakat Indonesia terus menuai perhatian berbagai kalangan. Premanisme yang mengakar di sejumlah daerah dinilai bukan hanya merusak ketertiban umum, namun juga membawa dampak negatif bagi stabilitas sosial, budaya, dan ekonomi Indonesia.

Roby Irzal Maulana, seorang akademisi dan penulis novel, dalam pernyataannya baru-baru ini menegaskan bahwa premanisme adalah salah satu bentuk “sampah sosial” yang harus segera ditangani dengan tegas oleh pemerintah. Menurutnya, jika dibiarkan terus berkembang, premanisme akan menjadi ancaman serius bagi masa depan bangsa.

“Premanisme bukan hanya masalah kriminal semata, tetapi juga dapat merusak tatanan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia. Jika pemerintah terus membiarkan hal ini terjadi, akan timbul masalah yang jauh lebih besar di masa depan,” ujar Roby Irzal Maulana dalam sebuah diskusi akademis.

Roby juga menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dalam menangani premanisme. Menurutnya, pemberantasan premanisme tidak hanya bisa dilakukan dengan pendekatan represif, tetapi juga harus dibarengi dengan perbaikan ekonomi dan pendidikan bagi masyarakat kelas bawah, yang sering kali menjadi sumber utama rekrutmen kelompok-kelompok preman.

“Premanisme bisa dikatakan sebagai bentuk kegagalan kita dalam menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Pemerintah harus fokus pada peningkatan kesejahteraan, akses pendidikan, dan pekerjaan, serta menciptakan lingkungan sosial yang lebih kondusif agar premanisme tidak memiliki ruang untuk berkembang,” tambahnya.

Roby berharap, pemerintah segera mengambil tindakan tegas agar premanisme tidak menjadi semakin mengakar dan merusak fondasi negara. Sebab, jika terus dibiarkan, premanisme bisa menjadi ancaman yang nyata bagi stabilitas nasional.