Polres Bangkalan Gencar Razia Motor Bodong, Ini Penjelasan Kapolres

Jurnalis: Masudi
Kabarbaru, PBangkalan – Kepolisian Resort (Polres) Bangkalan tengah gencar melakukan razia kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor bodong atau tanpa kelengkapan surat-surat resmi. Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono menegaskan bahwa langkah ini bukan semata tindakan represif, melainkan strategi untuk memutus mata rantai kejahatan pencurian kendaraan bermotor.
Dalam wawancaranya, AKBP Hendro menyampaikan bahwa selama masih ada masyarakat yang merasa diuntungkan dengan menggunakan sepeda motor bodong, maka para pelaku pencurian kendaraan akan terus memiliki pasar. “Ini adalah lingkaran setan. Pencuri merasa diuntungkan karena ada yang beli. Maka kami tekan dari dua sisi: pelaku dan pengguna,” tegasnya, Jumat, (02/05/25).
Ia menjelaskan bahwa para pelaku pencurian tidak butuh motornya, melainkan uang hasil penjualannya. Hasil curian ini, lanjutnya, kerap digunakan untuk kebutuhan mendesak seperti membayar utang, kebutuhan hidup, hingga membeli narkoba. Karena itu, upaya menekan jumlah pengguna motor bodong diyakini akan berdampak langsung pada berkurangnya aksi pencurian.
“Ketika pengguna sudah kapok, pelaku akan kesulitan mencari pasar. Buat apa mereka mencuri kalau tidak ada yang beli?” ujarnya.
Razia ini, menurutnya, juga bertujuan mengidentifikasi kendaraan hasil curian. Motor-motor bodong yang terjaring akan didata dan diumumkan secara berkala kepada masyarakat. Warga yang kehilangan kendaraan bisa datang dengan membawa surat-surat resmi untuk mencocokkan data dan mengambil kembali kendaraannya.
Menanggapi kekhawatiran masyarakat soal kendaraan yang hanya pajaknya mati juga ikut diamankan, AKBP Hendro menjelaskan bahwa sasaran utama bukanlah motor dengan pajak mati, melainkan motor bodong. “Silakan tunjukkan surat-suratnya. Kalau hanya pajaknya mati, bukan target utama kami,” katanya.
Kapolres juga menanggapi keraguan masyarakat bahwa razia ini hanya berlangsung sementara. Ia memastikan bahwa pihaknya memiliki pola kerja dan sistem rotasi yang tidak diketahui bahkan oleh anggota sendiri, untuk menjaga konsistensi dan efektivitas razia.
“Insya Allah kami konsisten. Kami punya pola dan skenario. Waktu dan tempat razia pun tidak kami umumkan agar tetap efektif,” tutup AKBP Hendro.