Polemik Pendidikan di Barak Militer, Bupati Purwakarta Undang Verrell Tinjau Langsung ke Lapangan

Jurnalis: Deni Aping

Kabar Baru, Purwakarta – Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein atau yang akrab disapa Om Zein, kembali angkat bicara menanggapi komentar Anggota Komisi X DPR RI, Verrell Bramasta, terkait program pendidikan berkarakter yang dijalankan di barak militer.

Om Zein menilai, komentar Verrell perlu dilandasi pemahaman menyeluruh terhadap kondisi di lapangan, bukan semata berdasarkan potongan informasi dari media sosial atau pemberitaan.

“Tujuan Mas Verrell itu sebenarnya baik, tapi referensinya kurang lengkap. Saya sarankan turun langsung ke lapangan agar tidak gagal paham. Tanyakan kepada siswa, orang tua, dan lihat sendiri pola pembinaannya seperti apa,” ujar Om Zein saat ditemui di Prime Plaza Hotel Purwakarta, Minggu (11/5).

Ia menjelaskan, program pendidikan di barak militer bukan merupakan bentuk militerisasi pendidikan, melainkan bagian dari pembinaan karakter untuk siswa dengan kebutuhan khusus—terutama mereka yang mengalami masalah kedisiplinan atau perilaku menyimpang.

“Saya sudah turun langsung, melihat sendiri. Memang ada yang perlu diperbaiki, dan itu wajar. Tapi semua itu hanya bisa diketahui jika kita hadir langsung ke lokasi, bukan hanya menonton video singkat atau membaca komentar netizen,” tegasnya.

Lebih lanjut, Om Zein menegaskan bahwa pelibatan berbagai pihak dalam pembinaan karakter siswa merupakan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ia merujuk pada Pasal 8 dan 9 yang mengatur peran masyarakat dan satuan pendidikan dalam pembentukan karakter peserta didik.

Ia pun mengingatkan bahwa opini publik tanpa data lapangan dapat menimbulkan salah tafsir dan kegaduhan.

“Kalau Mas Verrell belum melihat langsung, bisa jadi persepsinya tentang ‘militerisasi’ berbeda dengan kenyataan di lapangan,” tambahnya.

Sebagai bentuk keterbukaan, Om Zein secara langsung mengundang Verrell untuk datang ke Purwakarta guna meninjau program tersebut secara menyeluruh. Ia juga membuka ruang dialog untuk membahas jika terdapat bagian dari program yang perlu disesuaikan dengan regulasi nasional maupun daerah.

“Kalau ada masukan atau koreksi, mari kita duduk bersama. Tujuan kita sama: mencari solusi terbaik bagi pendidikan anak-anak kita,” pungkasnya.