Pengamat Intelijen: Waspadai Kelompok Anarkis Sebagai Pemicu Kerusuhan!

Jurnalis: Nur Haliza
Kabar Baru, Jakarta – Pengamat Intelijen dari Universitas Indonesia (UI), Stanislaus Riyanta, mengalisa terkait kerusuhan disertai aksi penjarahan di Ibu Kota memiliki motivasi yang berbeda.
Stanislaus menjelaskan, terdapat tiga klaster dari motivasi massa aksi. Pertama, kelompok idealis, meliputi buruh, mahasiswa, ojek online.
Mereka bergerak dengan dorongan isu yang jelas dan bersifat idealis.
“Mereka menuntut tanggung jawab aparat terkait rekan mereka yang meninggal,” kata Stanislaus kepada Jurnalis Kabarbaru di Jakarta, Senin (01/09/2025).
Klaster kedua, kata Stanislaus, turun ke jalan atas dorongan ikut-ikutan alias FOMO tanpa memiliki tujuan yang terarah.
“Anak-anak remaja banyak yang masuk ke klaster ini,” jelasnya.
Adapun klaster ketiga, katanya, dinilai paling berbahaya. Mereka kelompok anarkis dan provokatif, yang melancarkan aksi kekerasan, seperti melempar molotov, membakar, dan menjarah.
Selain itu, mereka muncul dari sore hingga malam hari, masuk ke rumah-rumah politisi dengan anarkis, sebagaimana beredar video di media sosial.
“Ini bukan konspirasi. Saya melihat fakta di lapangan bahwa ini kumpulan massa yang tergerak dengan motivasi berbeda,” tegasnya.
Menurutnya, keberadaan kelompok ini harus segera ditangani, mengingat potensinya dapat memicu efek domino.
“Kalau kelompok ini dibiarkan, mereka bisa menarik minat orang lain untuk menjarah. Kita sudah lihat kasus penjarahan rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Bayangkan jika rumah masyarakat biasa juga terjadi hal serupa,” ucapnya.
Sebelumnya, sejumlah rumah politisi, artis, hingga pejabat publik, mulai Ahmad Sahroni, Uya Kuya hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani, dijarah massa pada Sabtu (30/8) malam.