Pemilihan Gubernur Jawa Timur Adalah Pertarungan Khofifah dan Risma
Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabar Baru, Surabaya – Nama Tri Rismaharini diprediksi menjadi penantang kuat incumbent Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Pilkada 27 November 2024 mendatang jika PDIP akhirnya menugaskannya maju Pilkada Jatim.
PatraData Dashboard System, lembaga riset dan pendampingan politik melakukan simulasi berdasarkan pencapaian Pemilu Pilpres dan legislatif Februari lalu dengan dua kandidat utama ini.
Kedua tokoh terkuat Jawa Timur tersebut –Khofifah dan Risma– sama-sama mengantongi popularitas dan elektabilitas yang mumpuni atas pencapaian politik masing-masing, baik secara personal maupun partai politik yang berdiri kokoh dibelakang mereka.
Khofifah sendiri bahkan sejak jauh hari sebelum Pilpres telah mengantongi tiket maju calon gubernur dari Partai Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat disusul PPP yang memberikan dukungan paling akhir.
Total, Khofifah yang telah dipastikan tetap berpasangan dengan Emil Dardak mengantongi dukungan 56 kursi atau 47% perolehan kursi DPRD Provinsi.
Sementara Risma sendiri hingga berita ini diturunkan bahkan belum satupun parpol yang menyatakan dukungan resminya untuk maju di Pilgub Jawa Timur mendatang.
Namun tidak terlalu sulit untuk memprediksi calon parpol pengusung dan pendukung Risma yakni partainya sendiri, PDI Perjuangan.
Adapun PKB yang bahkan menjadi pemenang pada Pileg Provinsi Jawa Timur diperkirakan takkan mendukung Khofifah atas berbagai catatan dan pertimbangan politik kedua pihak terkhusus lagi elit PKB.
Beberapa pengamat memperkirakan PKB akan mengusung jagoannya sendiri pada Pilgub Jatim mendatang atas pencapaian Pileg lalu dimana PKB meraih 27 kursi DPRD Jatim atau 4.517.228 suara atau pemenang Pileg DPRD Provinsi.
Namun popularitas beberapa nama tokoh internal PKB tak cukup kuat menghadapi dua nama besar diatas tadi. Nama Menteri Desa Halim Iskandar tampak mengemuka untuk diusung PKB sebagai calon gubernur.
Namun secara popularitas dan elektabilitas nama Khofifah dan Risma masih diatas Halim.
Maka skenario lain muncul yakni PKB berkoalisi dengan PDIP dengan menyodorkan nama untuk menjadi pasangan Risma. Jika ini benar terjadi maka akan hadir pertarungan menarik. Secara dukungan koalisi PDIP – PKB jauh melebihi syarat ambang batas kursi mengusung Cagub yakni 24 kursi (20%).
Potensi koalisi ini menguasai 48 kursi DPRD Provinsi Jatim atau total 41%. Salah satu nama yang potensial diusung oleh PKB menjadi pasangan Risma adalah KH Marzuki Mustamar, mantan Ketua PWNU Jatim.
“Pasangan Risma – Marzuki akan menjadi penantang paling serius pasangan Khofifah – Emil di Pilgub Jatim” Kata Hasmin Aries Pratama Direktur Riset dan Pemenangan, PatraData (29/Juni/2024).
Untuk menakar kekuatan politik kedua tokoh ini, PatraData yang berbasis teknologi big data dan AI (artificial intelligence) melakukan simulasi kekuatan mesin politik masing-masing. Hasilnya, pasangan Khofifah-Emil unggul tipis atas Risma-Marzuki.
“Hasil simulasi ini menunjukkan pasangan Risma-Marzuki diprediksi akan menguasai suara di 59.607 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 120.666 pada Pileg Februari 2024 lalu. Sementara Khofifah-Emil berpotensi menguasai 66.271 TPS. Selisihnya memang tipis namun cukup signifikan untuk menunjukkan kecenderungan dukungan masyarakat” Kata Hasmin.
Simulasi perolehan suara berbasis TPS yang dilakukan PatraData menggunakan teknologi algoritma machine learning dan big data analytics. Metode ini memungkinkan prediksi preferensi pemilih berdasarkan data historis Pilkada serta pemilu 10 tahun terakhir dan terkhusus lagi dari pileg 2024 yang baru lalu.
“Selain itu, PatraData juga memanfaatkan teknologi pemetaan geospasial untuk memahami distribusi dukungan di berbagai wilayah Jawa Timur, dengan mempertimbangkan potensi dukungan dari partai politik” jelas Hasmin
Risma, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial jika, misalnya, diusung PDI Perjuangan, PKB diperkirakan akan menguasai 59.607 TPS (zona hijau) yang merupakan basis kuat mereka, 28.730 TPS (zona kuning) atau kompetitif, dan 32.329 TPS (zona merah) atau daerah yang didominasi lawan.
Algoritma PatraData juga menunjukkan mesin politik pasangan Risma-Marzuki akan menguasai berbagai daerah di Jatim. Di Malang, PDIP – PKB dominan 4.710 TPS dengan penguasaan pada 29 kecamatan namun berisiko di empat kecamatan lainnya.
Di Kabupaten Kediri, koalisi ini menunjukkan kekuatan di 3.103 TPS yang tersebar di 26 kecamatan. Di Banyuwangi, dominasi koalisi ini kembali mereka pertunjukkan dengan menguasai 2.507 TPS khususnya di 21 kecamatan namun berisiko di empat kecamatan lainnya.
Sementara di Sumenep Madura, koalisi ini menguasai 2.017 TPS di 27 kecamatan dengan dominasi di 22 kecamatan tapi berisiko di lima kecamatan. Di Trenggalek, koalisi dua pemenang Pileg di Jatim ini menguasai 1.499 TPS, dominan di 13 kecamatan dan hanya berisiko di 1 kecamatan.
Sementara itu, pasangan Khofifah-Emil yang merupakan incumbent, akan mengontrol 66.271 TPS sebagai modal politik koalisi yang mengusungnya. Lalu, bersaing secara ketat di 26.867 TPS (zona kuning) dan berisiko di 27.528 TPS (zona merah).
Pasangan Khofifah-Emil menunjukkan kekuatan politik yang signifikan di berbagai wilayah. Di Kota Surabaya, misalnya, mereka dominan di 5.658 TPS (zona hijau), di Jember 5.029 TPS, dan di Tuban pada 2.855 TPS.
Pasangan koalisi lima partai pemenang Pilpres ini unggul kokoh di hampir semua kecamatan di kabupaten-kabupaten tersebut.
“Simulasi PatraData ini menunjukkan kompetisi yang sangat ketat antara pasangan Risma-Marzuki dan Khofifah-Emil. Teknologi algoritma dan big data analytics yang kami gunakan untuk memetakan pertarungan ini memiliki akurasi yang sangat tinggi sebab berdasarkan pada pencapaian hasil pemilu terbaru plus pembacaaan perilaku pada pemilu-pemilu sebelumnya.Namun, dinamika politik di lapangan bisa saja berbeda terutama pada beberapa faktor seperti yang terjadi pada Pilpres lalu,”papar Hasmin.
Masih tersisa dua partai dengan perolehan suara cukup signifikan pada Pileg lalu yang belum terdengar arah dukungannya yakni Nasdem dengan perolehan 10 kursi atau 8% dan PKS yang meraih 5 kursi DPRD Jatim (4%).
Tampaknya, jika pun kedua partai bekas pengusung Capres Anies – Cak Imin ini berkoalisi masih harus membutuhkan dukungan partai lainnya sebab tidak mencukupi ambang batas dukungan yang sebesar 20% atau 24 kursi.
Dapat dipastikan pertarungan makin seru jika pada akhirnya kedua partai ini melabuhkan dukungan kepada salah satu kandidat.
Perlu diketahui bahwa analisis peta politik PatraData saat ini menggunakan data TPS Pemilu 2024. Namun, jumlah TPS pada Pilkada mendatang akan terkoreksi hingga setengah sebab jumlah pemilih per TPS kelak membengkak dari 300 pemilih menjadi 600an pemilih per TPS.