Memburu Dalang Makar! Pemerintah RI Harus Bentuk Tim TGPF

Jurnalis: Nur Haliza
Kabar Baru, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengatakan situasi ricuh saat ini sudah ada yang mengarah ke makar dan terorisme. Presiden pun meminta agar pelaku ditindak tegas.
“Sekali lagi, aspirasi murni yang disampaikan harus dihormati. Hak untuk berkumpul secara damai harus dihormati dan dilindungi. Namun kita tidak dapat pungkiri bahwa sudah mulai keliatan gejala adanya tindakan-tindakan di luar hukum, bahkan melawan hukum, bahkan ada yang mengarah kepada makar dan terorisme,” kata Prabowo dalam konferensi pers di Istana bersama ketua ketua umum partai politik beberapa waktu lalu.
Namun tanggapan presiden soal aksi protes publik tersebut mendapat perhatian lebih dari Co Founder Forum Intelektual Muhammad Sutisna.
Muhammad Sutisna, mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto sepertinya melihat protes masyarakat tersebut terlalu simplistis. Dan terkesan menegasikan aksi-aksi jujur yang damai dan hari hati yang publik rasakan.
“Seolah-olah semua aksi yang dilakukan di seluruh penjuru negeri adalah aksi yang diseting atau tidak murni. Padahal pada awalnya aksi yang publik lakukan adalah murni keresahan. Sampai akhirnya ada tragedi meninggalnya Affan di tangan polisi,” ujar Sutisna kepada Jurnalis Kabarbaru di Jakarta, Jumat (05/09/2025).
Selanjutnya Menurut Alumni Magister UI ini memberjkan pandangan bahwa pernyataan Presiden Prabowo harus menjadi titik awal untuk langkah konkret yang transparan dan inklusif.
“Kami mengapresiasi komitmen Presiden untuk menjaga ruang demokrasi dan menghormati aspirasi damai masyarakat. Namun, tuduhan serius seperti makar dan terorisme memerlukan pembuktian yang jelas dan tidak boleh digunakan untuk membungkam kebebasan berekspresi,” sambungnya.
“Padahal jika kita detail melihat setiap momen krusial diberbagai daerah pada aksi demonstrasi publik tersebut, jelas ada penunggang gelap. Penunggang gelap itu lah yang menjadi aktor provokasi dan pembakaran disejumlah titik. Merekalah biang daripada kerusuhan diberbagai kota. Mulai dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Sumatera Selatan, dll,” kata Sutisna.
Namun pernyataan presiden ini, perlu direalisasikan dengan langkah konkrit seperti menuntut untuk segera melakukan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) melibatkan elemen masyarakat sipil.
Atau membuat Satgas Anti Makar yang terdiri dari berbagai gabungan elemen publik juga. Dan hasilnya dibuka seterang seterangnya.
“Agar isu makar ini bukan sekedar cap politik semata. Dan tidak mengorbankan pihak dan kelompok yang murni menyampaikan aspirasinya tanda ada maksud jahat. Baik kerusuhan atau pembakaran. Maka dari itu perlu adanya bukti konkrit yang independen. Agar tidak ada institusi yang dapat mengintervensi hasilnya,” tutur Sutisna
Selain itu agar siapa pelaku dari tindakan-tindakan makar yang presiden yakini menjadi terungkap ke publik. Dari situlah publik bisa menilai akhirnya siapa yang mempunyai agenda terselubung, dan melakukan perbuatan tidak etis serta tercela, yaitu dengan “menginjak-ijak moralitas publik”.
“Presiden harus bertindak yang objektif, adil, transparan, dan melibatkan elemen sipil untuk mengunggap siapa dalam utama dari isu makar tersebut. Karena ketegasan presiden saat ini adalah ujian sejarah yang harus ditunaikan dan diselesaikan,” pungkas Sutisna.