Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Kisah Seorang Mantan Anak Punk yang Tak Menyangka Bisa Naik Haji

Kabarbaru.co
Fatchul Supriyanto yang berhasil naik haji tahun ini (foto: Dokumen/JPNN).

Jurnalis:

Kabar Baru, Surabaya Seorang Mantan Anak Punk, Fatchul Supriyanto tak menyangka akan menunaikan ibadah haji, rukun Islam kelima di usia yang relatif muda. Ia tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 Jawa Timur.

Sebelumnya, Ia tak pernah membayangkan pada benaknya untuk bisa berangkat haji. Anak sulung dari dua bersaudara ini ditunjuk menjadi ahli waris pengganti haji sang ayah yang meninggal dunia tahun lalu.

Jasa Pembuatan Buku

Dirinya besar sebagai anak punk. Kesempatan pergi haji ini menjadi momentum bagi dirinya untuk bisa berubah menjadi lebih baik, terutama ibadah.

Sejak dinyatakan sebagai ahli waris pengganti haji, ia mencari kiai dari pesantren di daerah Kediri untuk membinanya. Salah satu kiai yang ditemuinya kemudian memotivasi.

“Lebih baik menjadi mantan preman, daripada menjadi mantan ustaz,” kata Fatchul, Senin (6/6/22).

Ia lahir di Lamongan 33 tahun lalu itu telah bergabung dengan anak-anak punk di wilayahnya sejak lulus SMA. Ia mengaku kala itu tengah mencari jati diri.

“Namanya juga usia muda, saya ingin mencari jati diri. Saya ikut bergabung dengan anak punk,” ujarnya.

Menghabiskan masa muda di jalanan dengan rekan sesama punk, akhirnya berdampak pada kehidupannya. Ia jadi akrab dengan minuman keras dan meninggalkan salat.

“Kalau minum-minuman keras sudah biasa, ninggalin salat ya sudah biasa, namanya juga ikut pergaulan yang ada,” tuturnya.

Meskipun bergaul di jalan, Fatchul bersyukur dirinya tidak sampai menindik telinga, membuat tato di bagian dari tubuhnya, ataupun mencicipi narkoba.

Kehidupannya bersama anak punk tentu di luar sepengetahuan kedua orang tuanya. Baginya, pantang membuat bapak dan ibunya sedih dengan pergaulannnya itu.

“Waktu itu, bapak ibu saya tidak tahu dengan kehidupan yang saya jalani. Apalagi bapak saya pas jadi TKI di Malaysia,” ucapnya.

Merasakan kehidupan jalanan, ia ikut pamannya berjualan tahu campur Lamongan di Kota Surabaya. Di kota inilah, Fatchul bertemu dengan seorang TNI yang akhirnya mengantarkan ia menjadi anggota TNI AD.

Selain itu, Ia menyebut sempat muncul ketakutan dalam dirinya akan dosa-dosanya pada masa muda ketika ditunjuk menggantikan almarhum ayahnya ini.

“Ya, sempat takut katanya ada balasan pas di Mekkah, tapi ya kalau niat kita ingin berubah menjadi baik, kenapa tidak,” tuturnya.

Ia pun kini bertekad untuk memperbaiki kehidupannya. Ia tak mau lagi meninggalkan perintah salat dan berkeinginan menjadi manusia yang taat.

“Sebelum terdaftar ahli waris pengganti haji, salat saya masih sering bolong. Kalau sudah capek, ya sudah sering lewat salatnya. Sekarang saya berusaha salat lima waktu tepat waktu,” pungkasnya.

 

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store