Kepada Aksara | Puisi-puisi Salman Alfarisi
Editor: Ahmad Arsyad
Terimakasih kepadamu aksara
Kau telah membersamai dari lara yang membara
Pada spasi-spasi
Yang tak mampu bersuara
Menggambar penuh segala rasa
Riang jariku terus menari di atas kanvas putih
Mengeja seluruh Senyum rekah mu Menjadi mantra.
Mengayun dan bersenandung dengan detak nadi yang rapuh.
Terimakasih aksara
Kau ijinkan aku
Membelai mu pada liang lenyap
Malam ku.
Yogyakarta, Tak teraksara
Kembali aku raba
Deretan demi deretan tetang kita
Yang termaktub indah
Dalam setiap bait kata
Kobar yang membara merasuk jiwa merongrong daksa membangun istana cinta
Dengan rindu sebagai singgasana
Semoga kau mengerti dan memahami
Oktober, Yogyakarta
Bagiamana mungkin aku berpindah jika bukan pada hatimu aku sukar untuk singgah
Bagiamana mungkin aku menjauh jika hanya dihadapan jiwamu segala egoku luluh
Bagiamana mungkin aku bisa berpaling jika dengan dirimu tak pernah kutemui hening
Kamu adalah definisi ketika ada orang bertanya “apa itu cinta”?
Selamat tidur cinta…
Kau selalu istimewa
Meski kerap menanam luka
Kau masih nampak indah
Sebab dirimu dalam diriku tetap megah
Kuagungkan namamu pada hening malam ku
Berdialog dengan tuhan supaya esok kau adalah penyempurna iman-ku
Akan kutapaki seluruh jalan terjal
Sebab aku paham
Mencapai puncak kebahagiaan memang memerlukan banyak perjuangan
Kau muara dari setiap aku berkata-kata
Hingga segala kata akan mati jika kau telah tiada
Dan aku akan lebih gila
Mengabadikan namamu dalam aksara….
Oktober, Yogyakarta
*) Penulis adalah Salman Alfarisi, Penyair Muda Asal Madura, juga merupakan kader FKMSB DIY dan PMII RCC.
*) Tulisan Puisi ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co