Sosok Aku | Puisi-Puisi Maulinda Fajriatin
Editor: Ahmad Arsyad
Mungkin aku terlihat lemah
Karena aku seorang wanita
Namun pandangan itu salah
Jika sasarannya tertuju padaku
Mengenali bukan berarti mengetahui
Kecuali kamu sudah meneliti dengan pasti
Mendekati bukan berarti tau segalanya
Kecuali kamu telah menyelidiki kedalamnya
Jangan nilai aku dengan pandanganmu
Ataupun dari panca pendengaranmu
Dengan melihat saja tak cukup apalagi hanya sekedar mendengar
Namun pahami aku dengan hatimu
Aku bukanlah wanita yang pandai mengkhianati
Apalagi sampai bermain api
Aku hanya wanita yang siap mengabdi
Pada satu pria sejati.
Bukan perempuan Sumarah
Ibarat batu karang di tengah pantai
Tetap tegar terhempas badai
Bagaikan air yang terus mengalir
Tetap tetap walau tersibak angin
Sama halnya dengan seorang perempuan
Torehkan senyuman diambang kepedihan
Tak sedikitpun mengeluh walau nyatanya rapuh
Memendam hati yang kian keluh
Anca demi anca telah ia tempuh
Namun hati tak pernah terdayuh
Berkali-kali ia terjatuh
Tak pernah sesekali ia memancarkan raut jenuh
Seperti indurasmi di malam hari
Ia tetap memancarkan pesona hati yang telah terpatri.
Atma Baka
Tidak perlu mengumbar agar terlihat menawan
Agar lelaki tak terbiasa menilai dengan rupawan
Jadikan tubuhmu sebagai perhiasan
Nan anggun dan tak murahan
Elok dipandang serta tak membosankan
Selimuti lekuk tubuh dengan jubah syurga
Sehelai kain di kepala sebagai mahkota
Tutur kata jadikan senjata
Tingkah laku yang baswara
Hingga lelaki bejat enggan mengusikmu
Apalagi sampai merendahkanmu
Sumenep, 09 Maret 2022
*) Penulis adalah Maulinda Fajriatin, menetap di Talambung Laok Ganding, dan sekarang tengah menempuh studi di PP. Sumber Payung As- Syukri, anak kedua dari bapak Fauzi dan ibunda Maisarah.