Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Melodi Kangen | Puisi-puisi Aqil Husein Almanuri

Editor:

Gelombang Itu Bernama Kematian

Sejak ego menyetubuhi negeri

Di tubuh, segala sesak makin perih

Ada yang bercakap tanpa pamit

Perlahan mengeratkan benang rumit

 

Aku, kau, dan Tuhan bertaruh nasib

Perihal takdir, dan kematian yang mengintip

Sejak tangis menjelma kerontang

Saat itu pula, gelombang menggerang kembali datang

 

Gelombang yang diciptakan manusia sendiri

Dari dosa-dosa yang tak pernah terjamah doa

Dari luka yang belum dibasahi sesal

Gelombang yang merenggut segala nyawa, lintas usia

 

Tanpa peduli doa belum kering di atas makam

Kita harus menggali kembali lubang dalam-dalam

Agar tubuh-tubuh suci itu secepatnya bertemu Tuhan

Sebab, episode selanjutnya bisa saja berdatangan

 

Kita yang masih ditakdirkan merajut nyawa

Memilih merapal nasib dengan doa

Semoga gelombang itu secepatnya tenang

Dan tak lagi menelan tubuh menjadi kenangan

Pamekasan, 5 September 2021

 

Definisi Cinta dalam Dirimu

(Kepada adikku, Khairul Faqih Ilham)

Cinta menatapmu begitu dekat, beberapa meter dari rindu

Lalu perlahan mengeja wajahmu, seumpama detik menaksir waktu

 

Angka-angka di dadamu tampak tak pernah asing

Berurutan tertatih, nyaris tanpa bising

Mata mungil yang selalu dikunjungi binar

Tak pernah redup walau mungkin rasamu begitu nanar

Gapura, 29 Agustus 2021

 

Setelah 40 Hari

Serumit kata yang berakhir getir

Seberat rindu yang tak juga cair

Aku masih ingin menyebut namamu

Sebelum terkalam Fatihah yang biru

 

Sejak ragamu tumbang dari pandangan

Lalu temu terpisah jarak Tuhan

Mata memang telah kerontang

Namun hati sembab dihujani kenangan

 

Sudah 40 hari ragamu menjelma bayang

Tak pernah tampak walau di sudut malam

Cawan-cawan kata bersiap diri

Untuk menumpahkan madah pada Ilahi

 

Di gundukan tanahmu, kembang 7 rupa terbangun

Menjamah tangisan yang kembali ranum

Dengan tangan tengadah, Fatihah Yasin menggerutu

Mengingat ragamu yang dijemput takdir, 40 hari lalu

Tenonan, 31 Agustus 2021

 

Melodi Kangen

Di dada, kuku-kuku rindu menggaruk bayangan

Mengasingkan kata dari sisi Tuhan

Aku bertekuk lutut, sahut menyahut

Dengan kenangan yang makin carut

 

Hingga cinta tak lagi mampu bersimpuh

Lalu terjatuh pada sakit yang makin luruh

Tangis dan rasa lantas saling menguatkan

Bahwa temu akan hadir kemudian

 

Di setiap rongga dada

Segala harap menjadi niscaya

Berbuih dan terapung dalam kata

Memanjatkan madah pada sang Kuasa

 

Aku hanya ingin menjumpainya

Meski dalam mimpi yang dusta

Pamekasan, 14 September 2021

Aqil Husein Almanuri: Mahasiswa Hukum Keluarga Islam IAIN Madura. Alumnus Nasy’atul Mutaallimin. Aktif di Pers Mahasiswa LPM Activita. Menulis di beberapa media (baik cetak atau online), di antaranya: Tamanakal.com, Surau.id, Radar Madura, Radar Banyuwangi, NUOnline, Koran Analisa Medan, Pesantren.id, Harakatuna, Santri Jatim news, dll. Sementara masih suka menulis non-fiksi (opini, artikel, esai).

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store