Jual Idealisme Palsu! Hasil Donasi Gerakan Jatim Menggugat Diduga Habis Dimakan Inisiator

Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabar Baru, Jakarta – Ketua Forum Pemuda Peduli Jawa Timur (FPP Jatim), Firman Maulana, mempertanyakan kejelasan dana dan logistik yang dikumpulkan untuk rencana aksi bertajuk Jawa Timur Menggugat yang semula dijadwalkan berlangsung pada 3 September 2025, namun batal digelar.
Aksi yang diketahui digagas oleh Cak Sholeh dan Musfiq Inthegank itu disebut menerima sejumlah donasi dari masyarakat, mulai dari air mineral hingga uang tunai yang dihimpun melalui posko relawan aksi.
Namun hingga kini, tidak ada kejelasan terkait penggunaan atau pengembalian donasi tersebut.
“Kami menanyakan secara terbuka, ke mana donasi masyarakat itu disalurkan? Banyak warga sudah memberi bantuan berupa air mineral dan uang. Tapi aksi batal, dan tidak ada pertanggungjawaban,” kata Firman kepada Jurnalis Kabarbaru di Malang, Kamis (09/10/2025).
Firman menilai, pembatalan aksi tanpa transparansi penggunaan dana dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap gerakan masyarakat sipil.
Ia juga menuding sejumlah pihak menggunakan isu tersebut hanya untuk kepentingan pribadi dan menyerang citra kepemimpinan Gubernur Jawa Timur.
“Mereka menjual idealisme palsu, mencatut nama gubernur, lalu menjelek-jelekkan kepemimpinan beliau. Padahal, masyarakat Jatim butuh solusi dan aksi nyata, bukan drama politik,” tegas Firman.
Ia juga menyoroti pola komunikasi kelompok penggagas aksi yang dinilai menyesatkan masyarakat dengan narasi bahwa akan ada demonstrasi besar-besaran seperti yang terjadi di Kabupaten Pati.
“Narasi semacam itu menyesatkan. Faktanya, tidak ada pergerakan massa seperti yang mereka gembar-gemborkan,” ujarnya.
Firman, mendesak Polda Jawa Timur untuk melakukan audit dan pemeriksaan terhadap seluruh aliran donasi yang diterima panitia aksi Jawa Timur Menggugat.
Menurutnya, hal ini penting agar kepercayaan publik terhadap gerakan sosial dan advokasi masyarakat tidak rusak karena ulah oknum.
“Polda Jatim harus turun tangan memeriksa dan mengaudit ke mana donasi itu mengalir. Jangan sampai masyarakat merasa dibohongi atas nama perjuangan rakyat,” pungkasnya.