Janji Kampus Kerakyatan Dipertanyakan, Mahasiswa Akhir UNG Dicekik UKT Mahal

Jurnalis: Pengki Djoha
Kabar Baru, Gorontalo– Sahril, perwakilan mahasiswa angkatan 2021, khususnya penerima KIP-Kuliah (KIPK), imenyampaikan aspirasi dari teman-teman yang saat ini berada di tahap akhir perkuliahan.
Kata Sahril Sebagian besar dari kami kini hanya menyisakan 6 SKS, yaitu mata kuliah skripsi. Namun, biaya UKT yang dibebankan masih berada di angka 4 hingga 5 juta rupiah. Kami mendapat informasi bahwa pengajuan penurunan UKT sebesar 50% hanya bisa diproses apabila mahasiswa sudah berada di tahap skripsi. Sementara bagi teman-teman yang masih dalam proses proposal, belum bisa mengakses fasilitas keringanan tersebut.
Lebih Lanjut Sahril Menjelaskan Kami yang menerima KIP-K telah diakui sebagai mahasiswa dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Maka beban UKT sebesar itu, walaupun mendapat potongan, tetap terasa sangat berat. Banyak dari kami harus bertahan di tengah keterbatasan ekonomi sambil tetap berjuang menyelesaikan tugas akhir.
Menurut Sahril dirinya merasa khawatir. Jika tidak ada solusi atau kebijakan lanjutan dari kampus, akan ada mahasiswa yang terpaksa mengambil cuti, bukan karena keinginan, tetapi karena belum mampu memenuhi kebutuhan pembayaran UKT. Ini tentu menjadi kemunduran besar.
“Sangat disayangkan jika perjuangan mereka yang telah menempuh pendidikan selama bertahun-tahun harus terhenti di ujung jalan hanya karena kendala ekonomi,” Jelasnya.
Kata Sahril Apalagi kita berada di lingkungan yang dikenal sebagai kampus kerakyatan, kampus peradaban—tempat di mana nilai keadilan, empati, dan keberpihakan kepada rakyat kecil seharusnya menjadi pijakan utama dalam mengambil kebijakan. Maka semestinya semangat itu juga hadir dalam menyikapi kondisi mahasiswa akhir, khususnya yang berasal dari keluarga tidak mampu.
“Kami tidak menuntut pembebasan total, namun kami memohon ada perhatian lebih. Kami percaya bahwa pimpinan kampus memiliki ruang hati dan kebijaksanaan untuk melihat kenyataan ini dengan jernih,’ Tegasnya.
Terakhir dirinya siap berdialog dan berharap aspirasi ini bisa menjadi bahan pertimbangan demi mencegah mahasiswa berhenti di tengah jalan hanya karena biaya.(Jamal/Kabarbaru.co)