Ivan Suaidi: Sertifikasi Mata Uang Baru Dunia Kerja

Jurnalis: Rizqi Fauzi

Kabar Baru, Jakarta – (10 Mei 2025) Di tengah era kompetisi global yang kian ketat, Kompeten Akademi Muda Indonesia sukses menggelar Webinar Nasional bertajuk “Validasi Butuh Sertifikasi di Era Kompetisi” secara daring melalui Zoom pada Jumat malam (9/5). Lebih dari 400 peserta dari seluruh Indonesia turut ambil bagian dalam momentum penting ini.

Dengan narasumber Ivan Suaidi, seorang Master Trainer dan Asesor BNSP RI sekaligus CEO Kompeten Akademi Muda Indonesia, dan Atika Winari Putri, seorang tokoh inspiratif perempuan dari Kabupaten Langkat, Sumut, yang juga berperan sebagai moderator, webinar ini membongkar fakta besar: Ijazah hanyalah permulaan—tapi dunia kerja hari ini mencari bukti nyata dalam bentuk sertifikasi kompetensi.

“Kalau hari ini Anda melamar kerja, apa yang Anda bawa sebagai bukti bahwa Anda siap? Sertifikasi bukan sekadar pelengkap, tapi kebutuhan,” tegas Ivan Suaidi dalam paparannya yang inspiratif.

Mengapa sertifikasi kini bisa disebut sebagai “mata uang baru dunia kerja”?
Karena sertifikasi kompetensi adalah bukti konkret atas kemampuan yang dimiliki oleh seorang profesional. Di dunia kerja modern, kemampuan praktis lebih dihargai daripada sekadar gelar akademik. Ijazah memang membuka pintu pertama, namun untuk melangkah lebih jauh dan bersaing di level global, sertifikasi menjadi penentu utama.

Hal ini diperkuat dengan dasar hukum yang jelas, yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 18, yang menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja melalui sertifikasi yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Selain itu, Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi juga menekankan pentingnya sertifikasi sebagai pendamping ijazah bagi para lulusan perguruan tinggi untuk meningkatkan daya saing dan memastikan kesiapan mereka memasuki dunia kerja.

Secara regional, pengakuan ini juga diperluas dengan adanya Mutual Recognition Arrangement (MRA) ASEAN, yang memungkinkan pengakuan lintas batas negara bagi profesi strategis seperti pariwisata, teknik, dan kesehatan. Hal ini membuka peluang besar bagi tenaga kerja Indonesia untuk bersaing dan mendapatkan akses di pasar regional ASEAN.

Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional dan Hari Buruh, Kompeten Akademi Muda Indonesia meluncurkan Program Sertifikasi Khusus bagi Guru dan Buruh selama bulan Mei. Program ini hadir dengan diskon dan voucher eksklusif dari TUK Kompeten Akademi Muda Indonesia, dengan tujuan membuka jalan agar lebih banyak tenaga kerja memperoleh pengakuan resmi atas kompetensinya.

Malam itu, Mahbubatul Khoiriyah, mahasiswi asal Gresik, diumumkan sebagai penerima doorprize sertifikasi gratis, menjadi simbol bahwa setiap orang kini memiliki peluang yang sama untuk maju.

“Kalau mau hidup happy dan bahagia, maka kompetisinya harus diisi. Sertifikasi adalah jalannya,” ujar Aminuddin, Komisioner Bawaslu Deli Serdang.

“Kompetensi ini sangat dibutuhkan oleh para dosen dan guru untuk memperoleh hidup dan uang lebih banyak. Sehebat apapun kita, kalau gak ada sertifikasi, kita belum bisa dibilang hebat. Ini zamannya sertifikasi. Majulah terus Kompeten!” tambah Rusli Efendi Damanik, seorang dosen di Perguruan Tinggi Sumatera Utara.

Webinar ini menjadi titik balik: bahwa kompetensi bukan tentang siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling siap. Sertifikasi adalah validasi nyata yang membuka pintu karier, meningkatkan kepercayaan diri, dan memperbesar peluang di tengah kerasnya kompetisi global.

Momentum yang dihadirkan dalam webinar ini mengingatkan kita semua bahwa sertifikasi kompetensi bukan lagi sekadar pilihan, namun sudah menjadi keniscayaan. Di era di mana kompetisi global semakin ketat, sertifikasi menjadi alat untuk mengukir kesuksesan dan membuktikan kompetensi yang dimiliki. Kami Kompeten hadir bukan hanya sebagai lembaga pelatihan, tapi sebagai mitra perubahan. Kami hadir untuk generasi yang tak sekadar punya mimpi, tapi bukti nyata untuk mencapainya.” – Ujar Ivan Suaidi.