Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Hadiri Kongres Budaya, Fadli Zon Resmikan Museum Budaya Madura di UTM

IMG_4392
Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Prof. Dr. Safi menyerahkan lukisan kepada Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon pada peresmian Museum Budaya Madura.

Jurnalis:

Kabar Baru, Bangkalan – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar Kongres Budaya Madurabertajuk “Glokalisasi Madura: Mengakar di Madura, Berdampak untuk Dunia” yang dirangkaikan dengan Peresmian Museum Budaya Madura, Senin (22/12/2025). Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Pertemuan R.P. Mohammad Noer, UTM, dan dihadiri sejumlah tokoh nasional serta budayawan.

Acara ini diresmikan langsung oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, M.Sc., serta dihadiri budayawan nasional KH D. Zawawi Imron, akademisi, seniman, mahasiswa, dan para pegiat budaya Madura.

Jasa Penerbitan Buku

Dalam wawancaranya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya kegiatan kebudayaan di lingkungan kampus sebagai ruang penyampaian visi, misi, dan strategi kebudayaan kepada civitas akademika, seniman, dan budayawan.

“Kegiatan seperti ini sangat penting. Bagaimana kementerian menyampaikan visi, misi, dan strategi kebudayaan kepada pimpinan universitas, mahasiswa, dan para seniman budayawan. Indonesia adalah mega diversity peradaban, dan budaya harus dimanfaatkan juga untuk kepentingan ekonomi ke depan,” ujar Fadli Zon.

Ia menilai budaya Madura sebagai salah satu kekayaan budaya nasional yang sangat tinggi nilainya, mulai dari bahasa, seni tari, sastra, hingga berbagai ekspresi budaya lainnya. Menurutnya, kehadiran Museum Budaya Madura menjadi langkah strategis agar masyarakat semakin memahami dan menyadari kekayaan budaya tersebut.

“Yang paling penting itu inisiatif dan langkah pertama. Museum ini harus terus dikembangkan, baik dari sisi ruangannya, koleksinya, artefaknya, maupun ekspresi budaya dari berbagai sektor seni dan sejarah,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Fadli Zon juga menanggapi aspirasi terkait pengusulan Trunojoyo sebagai Pahlawan Nasional. Ia menjelaskan bahwa penetapan pahlawan nasional harus melalui prosedur resmi dan sidang Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.

“Usulan harus datang secara resmi dari pemerintah daerah, didukung kajian akademik, komunitas sejarah, tokoh masyarakat, sejarawan, dan para ulama,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor UTM Prof. Dr. Safi menegaskan bahwa penyelenggaraan kongres dan peresmian museum merupakan bagian dari komitmen UTM dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Madura.

“Kalau bukan lembaga pendidikan dan pemerintah daerah yang ikut bertanggung jawab, lalu siapa lagi? Meski dengan keterbatasan ruang dan koleksi, yang penting adalah inisiatif,” kata Prof. Safi.

Ia mengungkapkan, inisiatif pendirian museum justru mendapat respons luar biasa dari masyarakat dan para budayawan. Banyak pihak secara sukarela menghibahkan karya budaya, lukisan, hingga koleksi pribadi kepada UTM.

“Itu luar biasa. Para budayawan ikut bangga dan mengapresiasi UTM dengan menghibahkan karya-karya mereka secara cuma-cuma,” ujarnya.

Terkait rencana pembukaan Program Studi Bahasa Madura, Prof. Safi mengakui aspirasi tersebut cukup besar, baik dari kalangan pendidik, tokoh masyarakat, budayawan, hingga Menteri Kebudayaan. Namun, menurutnya, pendirian Prodi tersebut memerlukan dukungan kebijakan nasional.

“Perlu ada kebijakan dari kementerian terkait agar Bahasa Madura masuk dalam nomenklatur program studi. Juga perlu dukungan kebijakan agar lulusan Pendidikan Bahasa Madura memiliki kejelasan lapangan kerja,” jelasnya.

Ia menambahkan, tanpa dukungan kebijakan tersebut, dikhawatirkan Prodi Bahasa Madura akan sepi peminat meskipun secara kultural sangat penting.

Dalam konteks pengusulan Trunojoyo sebagai Pahlawan Nasional, Prof. Safi juga menyebut UTM siap berperan dari sisi kajian akademik dan penguatan aspek legal, sementara kewenangan administratif tetap berada di pemerintah daerah.

“Kami siap mendukung secara akademik. Saat ini yang sudah berinisiatif adalah Pemkab Sampang, karena Trunojoyo lahir di Sampang. Pak Menteri tadi juga sangat mendukung,” pungkasnya.

Kongres Budaya Madura ini diharapkan menjadi momentum penting dalam penguatan identitas budaya Madura sekaligus mendorong budaya lokal agar mampu berkontribusi di tingkat nasional dan global.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store