Dinas Pendidikan Kota Gorontalo Tepis Isu Dugaan Gratifikasi Pengadaan Buku

Jurnalis: Pengki Djoha
KABAR BARU, GORONTALO –7 Oktober 2025,Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, Lukman Kasim, menegaskan tidak ada oknum pejabat yang terlibat dalam dugaan gratifikasi pengadaan buku tahun 2024 seperti yang beredar. Ia menjelaskan bahwa temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hanya terkait cashback pembelian buku di beberapa sekolah dasar dan menengah, yang dianggap oleh auditor sebagai penerimaan tidak sesuai mekanisme.
“Tidak ada yang menerima uang. Kondisi sebenarnya adalah pembelian buku di SD dan SMP, kemudian ada cashback. Hal itu oleh BPK dianggap sebagai temuan,” ujar Lukman, Selasa (7/10).
Lukman menambahkan bahwa cashback yang diberikan penerbit kepada sekolah-sekolah sebenarnya digunakan untuk membiayai kegiatan yang tidak dibiayai oleh dana BOS. Sekolah-sekolah pun telah membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ) atas penggunaan dana tersebut. Namun demikian, meskipun sudah ada SPJ, BPK tetap menganggapnya sebagai temuan karena mekanisme tersebut tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sebagian besar sekolah yang menerima cashback telah mengembalikan dana tersebut sesuai rekomendasi BPK ke kas daerah. Saat ini, sisa pengembalian yang belum tuntas tinggal sekitar Rp60 juta. “Sebagian sudah mengembalikan, ada yang bayar tunai, ada yang mencicil. Kami beri waktu satu minggu agar seluruhnya selesai,” tambahnya.
Lukman menegaskan Dinas Pendidikan tetap memegang prinsip akuntabilitas dan tidak akan mentolerir pelanggaran administrasi. Kepala sekolah yang tidak menuntaskan kewajiban pengembalian dana akan mendapat konsekuensi terhadap jabatannya.
“Kami minta semua kepala sekolah menjaga komitmen ini. Bila tidak selesai dalam waktu satu minggu, tentu ada konsekuensi terhadap jabatan kepala sekolah,” tegasnya.
Pernyataan ini sekaligus meredam isu negatif yang berkembang terkait dugaan korupsi dalam pengadaan buku di lingkungan pendidikan Kota Gorontalo. Dinas Pendidikan berkomitmen menjaga transparansi dan akuntabilitas demi kualitas pendidikan yang lebih baik.