Diaspora Indonesia Jay Miguelly Rezkika Berbagi Kisa Keindahan Pegunungan Alpen

Jurnalis: Hanum Aprilia

Kabar Baru, Swiss – Salah satu diaspora Indonesia yang menetap di Swiss, Jay Miguelly Rezkika, berbagi cerita suka duka selama tinggal di negeri yang terkenal dengan keindahan pegunungan Alpen.

Dirinya baru saja diliput oleh salah satu buku yang diproduksi secara lokal di Swiss oleh karena terpilih menjadi karyawan yang dianggap memiliki karakter kuat dalam hal keramahtamahan.

Karakter ini telah membuat pemilik restoran tempat Jay bekerja mengangkat dirinya sebagai salah satu kunci kesuksesan bisnis restoran tersebut.

Disinyalir dari buku yang dimaksud, Jay menyatakan bahwa keramahtamahan merupakan salah satu identitas dirinya sebagai orang Indonesia.

Jay menyatakan bahwa orang Indonesia bukan hanya terkenal ramah, melainkan juga selalu terpanggil untuk memberikan pelayanan terbaik dan menolong sesama, dan hal inilah yang membuat dirinya mudah untuk memberikan pelayanan sepenuh hati untuk para pelanggan.

Jay berbagi cerita suka duka selama tinggal jauh dari Tanah Air. Dirinya mengatakan bahwa setiap orang yang mau maju harus mau untuk belajar sesuatu yang baru dan menghargai pekerjaan baik diri sendiri maupun orang lain, apapun jenis pekerjaannya.

“Tidak ada pekerjaan rendah, semua sama dan saling menghargai disini”, ucapnya.

Jay juga menambahkan bahwa pada dasarnya orang Indonesia itu bisa maju dimanapun mereka berada jika mereka mau berusaha dan belajar.

Jay juga bercerita tentang awal mula mendapat pekerjaan dimana dirinya masih belum fasih berbahasa Jerman.

“Dulu mikirnya yang penting usaha dulu, kalau orang lain bisa, maka aku pun pasti bisa”, ujarnya.

Dan ternyata semua terbukti, berkat dedikasi dan kerja keras serta ketangguhannya, Jay bahkan diakui sebagai karyawan yang berkontribusi penting untuk kesuksesan usaha tempat dirinya bekerja.

Bekerja di negara lain juga bukan tanpa tantangan. Tantangan terbesar Jay adalah ketika dirinya baru diangkat menjadi team leader dan memiliki anak buah dari berbagai macam negara dengan berbagai macam karakter membuat Jay harus belajar lagi dalam hal perbedaan kultur dan sosial.

Tapi sebagai orang Indonesia, nilai keberagaman merupakan hal yang tidak sulit untuk dilakukan. Ketika ditanya apa yang paling berkesan selama bekerja.

Jay menjawab, “ketika dicari oleh pelanggan, termasuk ketika dirinya sedang tidak bekerja dan pelanggan menanyakan, itu rasanya sangat membanggakan”, kata Jay.

Jay pun menyampaikan bahwa sebagai orang Indonesia, dirinya juga senang jika dapat berkenalan dengan sesama orang Indonesia lainnya.

“Kenal dengan banyak orang Indonesia di Eropa itu sesuatu banget, makanya melalui Perhimpunan Eropa untuk Indonesiq Maju (PERINMA), aku dapat kesempatan untuk kenal dengan diaspora Indonesia dari berbagai negara di Eropa dan lebih dari itu, juga dapat bersama-sama berbuat sesuatu yang positif untuk mengharumkan nama Indonesia di Eropa”, tutupnya.