BRI Jadi Sponsor Utama Kolaborasi dengan Solidaritas Mahasiswa Bahas KUR dan Ekraf

Jurnalis: Wafil M
Kabar Baru, Jakarta – Solidaritas Mahasiswa Indonesia (SMI) menggelar Diskusi Nasional Yang Disponsori Oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan Tema “KUR dan Kreatif Ekonomi: Membiayai Passion Menjadi Cuan bagi Pengusaha Muda” di Hotel Sofyan, Tebet, Jakarta Selatan. Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional, akademisi, dan pelaku usaha muda untuk membahas peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam mendukung tumbuhnya ekonomi kreatif di kalangan generasi muda Indonesia.
Acara ini dibuka dengan sambutan Puteri Komarudin. Dalam Sambutannya, Puteri Komarudin, anggota DPR RI Komisi XI, turut menyampaikan perkembangan terbaru kebijakan pemerintah dalam mendukung sektor UMKM dan keuangan inklusif. Ia menjelaskan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet bagi Sektor UMKM telah resmi diberlakukan. Kebijakan ini memberikan kesempatan kedua bagi pelaku UMKM yang mengalami kredit macet agar bisa kembali memperoleh akses pembiayaan tanpa terhambat oleh catatan buruk di SLIK OJK.
“Melalui skema hapus buku dan hapus tagih, pelaku UMKM yang terjebak utang kini bisa bangkit kembali,” ujar Puteri. “Kami ingin mereka tidak lagi bergantung pada rentenir atau pinjol ilegal.”
Ia juga menyoroti maraknya pinjaman digital ilegal (pinjol) yang menyasar mahasiswa dan ibu rumah tangga. Pemerintah kini memperkuat pengawasan melalui OJK, serta memperkenalkan istilah baru: Pindar (Pinjaman Daring Legal) untuk membedakan dengan pinjol ilegal. Pelaku pinjol ilegal dapat dikenakan hukuman penjara hingga 10 tahun dan denda maksimal Rp1 triliun.
Selain itu, pemerintah juga memberikan keringanan pajak bagi pelaku UMKM dengan penghasilan di bawah Rp500 juta per tahun sesuai UU No. 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), serta insentif pajak daerah melalui UU No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (UU HKPD).
“Semua kebijakan ini dirancang agar pelaku usaha kecil bisa tumbuh lebih kuat, dan generasi muda punya kesempatan lebih besar untuk berwirausaha,” tutup Puteri.
Sementara itu Perwakilan Dari BRI yaitu Bapak Antonius Aris Bangun Prasetyo, sebagai Kepala Departemen Mikro Bisnis Bank Rakyat Indonesia (BRI),menegaskan komitmen BRI dalam memperkuat perannya sebagai lembaga keuangan yang berorientasi pada pemberdayaan sektor mikro dan ultra mikro. Ia menjelaskan bahwa BRI tengah membangun ekosistem ultra mikro terpadu (Ultra Micro Ecosystem) yang melibatkan sinergi antara BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM).
Menurut Bapak Antonius, ekosistem ini dirancang untuk menghadirkan customer journey yang lebih efisien dan berkelanjutan bagi pelaku usaha kecil, mulai dari tahap pemberdayaan, pembiayaan, hingga pengembangan usaha. Melalui kolaborasi tersebut, BRI berupaya menyediakan akses keuangan yang inklusif bagi masyarakat unbankable, agar tidak ada lagi pelaku usaha yang tertinggal karena keterbatasan modal atau akses lembaga keuangan formal.
Sebagai wujud nyata, BRI menyediakan berbagai produk pembiayaan, antara lain Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah, Kupedes, Program Usaha Mikro dan Kecil (PUMK), serta berbagai bentuk Asuransi Mikro (AMKKM dan ASMIK) yang melindungi pelaku usaha dari risiko. BRI juga mengembangkan layanan digital seperti BRISpot dan Microsite KUR BRI, serta menggandeng platform digital untuk memperluas jangkauan pembiayaan bagi pelaku usaha digital dan kreatif.
“BRI tidak hanya menyalurkan kredit, tetapi juga menjadi agen pemberdayaan ekonomi rakyat kecil,” ujar Antonius. “Kami ingin menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang kuat, berkelanjutan, dan berpihak pada masyarakat kecil.”
Sesi berikutnya diisi oleh Muhammad Zeinny H.S. Dekan Fakultas Sosial dan Ekonomi Universitas Teknologi Nusantara Bogor, yang memaparkan pentingnya peran KUR dalam mendukung ekonomi kreatif dan wirausaha muda.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar melalui generasi muda yang kreatif dari musik, kuliner, fashion, desain, hingga teknologi digital. Namun, banyak dari mereka yang belum memiliki akses permodalan.
“KUR menjadi jembatan dari mimpi menuju kenyataan. Pemerintah sudah menyiapkan fasilitas pembiayaan dengan bunga rendah agar anak muda bisa membangun usaha dari hobinya,” jelas Zaenni.
Ia menegaskan bahwa ekonomi kreatif adalah masa depan Indonesia. Dengan dukungan KUR, para pemuda dapat mengubah passion menjadi sumber pendapatan, membangun brand yang kuat, dan membuka lapangan kerja baru bagi sesama. Kampus dan komunitas juga berperan penting dalam memberikan pendampingan, edukasi keuangan, serta pelatihan kewirausahaan agar para pengusaha muda dapat mengelola modal dan usahanya secara bijak.
Diskusi ditutup dengan refleksi dari Ria Nita Anggraeni, seorang entrepreneur muda, yang mengajak peserta untuk memulai usaha berdasarkan passion dan nilai kebermanfaatan.
Menurutnya, usaha yang baik bukan hanya mencari keuntungan, tetapi juga memberikan solusi bagi kebutuhan masyarakat.
“Bangunlah usaha dari hal yang kamu sukai, tapi pikirkan juga siapa yang ingin kamu bantu dan masalah apa yang ingin kamu selesaikan,” ungkap Ria Nita. “Brand bukan sekadar nama, tapi cerminan nilai dan arah bisnismu.”
Ia juga menekankan pentingnya konsistensi dan arah pengembangan usaha (arah jde) agar pengusaha muda tidak mudah menyerah di tengah jalan. Dengan memahami target pasar, mengelola keuangan dengan baik, dan tetap berpegang pada passion, generasi muda dapat membangun bisnis yang berkelanjutan dan berdampak sosial.
 
 
					 Berita Baru
Berita Baru Berita Utama
Berita Utama Serikat News
Serikat News Suara Time
Suara Time Daily Nusantara
Daily Nusantara Kabar Tren
Kabar Tren Indonesia Vox
Indonesia Vox Portal Demokrasi
Portal Demokrasi Lens IDN
Lens IDN Radar Baru
Radar Baru Seedbacklink
Seedbacklink



 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
		 
					 
					 
					 
					 
			 
			 
			 
			 
			




