Bincang Santai KATALIS: Dari Kampung Pesisir ke Dalam Diri, Dua Inspirasi dalam Satu Ruang

Jurnalis: Bahiyyah Azzahra
Kabar Baru, Surabaya — Komunitas KATALIS kembali menghadirkan ruang hangat dan reflektif dalam program rutin Bincang Santai KATALIS. Edisi bulan Juli ini mengusung tema: “Satu Ruang, Dua Inspirasi: Kisah Nelayan Nambangan dan Teknik Tapping untuk Menyentuh Sumber Ide Terdalam.”
Di tengah hiruk pikuk dunia kreatif yang makin cepat, KATALIS mengajak peserta untuk berhenti sejenak, menengok ke pesisir, dan menyelam ke dalam diri. Ruang bincang ini mempertemukan dua sosok inspiratif dari jalur yang berbeda namun saling menyentuh: Emil Misbach dan Tantri Noer.
Emil Misbach, fotografer dokumenter asal Surabaya, menghadirkan karya visual bertajuk Nambangan—sebuah buku foto yang merupakan hasil perjalanan hampir lima tahun mendokumentasikan kehidupan kampung nelayan Nambangan. Bersama tokoh muda setempat, Misbachul Munir, Emil menelusuri sejarah tutur, jejak spiritual, dan pergulatan identitas masyarakat yang menggantungkan hidup sepenuhnya pada laut.
“Buku ini adalah upaya merekam suara dan wajah kampung yang tak terdengar,” ujar Emil. “Harapannya, generasi muda Nambangan bisa bercerita tentang kampungnya sendiri.”
Melalui lensa Emil, peserta tidak hanya diajak melihat realitas, tetapi juga merasakannya—kehidupan keras namun penuh nilai dari mereka yang tak memiliki tanah warisan, namun mewarisi laut sebagai satu-satunya ‘gogolan’ (warisan penghidupan). Foto-foto tersebut bukan hanya dokumentasi, tapi pintu untuk memahami sisi lain kehidupan urban yang nyaris terlupakan.
Setelah menyelami cerita dari luar, peserta dibawa masuk ke ruang batin melalui sesi yang difasilitasi Tantri Noer, praktisi Emotional Freedom Technique (EFT). Tantri memperkenalkan Tapping, metode yang tampak sederhana namun punya daya kuat untuk membuka blok emosi dan mengalirkan ide secara lebih jujur dalam proses menulis.
“Terkadang yang kita butuhkan bukan sekadar teknik menulis,” kata Tantri, “tetapi keberanian untuk menyentuh dan berdamai dengan ide-ide yang kita pendam terlalu lama.”
Acara ini dipandu dengan hangat oleh Rani Adisti, yang menyebut pertemuan ini sebagai kombinasi yang tidak biasa tapi sangat mengena.
“Foto-foto di Nambangan membuat kita diam dan merenung. Lalu di sesi tapping, kita belajar menyapa diri sendiri. Acara ini bukan hanya tentang melihat dan mendengar, tapi juga tentang merasakan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ronny Firmansyah, salah satu pendiri KATALIS, menyampaikan bahwa acara ini adalah perwujudan semangat komunitas yang selalu berusaha menghadirkan ruang yang jujur dan membebaskan.
“Di KATALIS, kami percaya bahwa energi kreatif bisa lahir dari ruang-ruang sederhana yang diisi dengan keberanian. Bincang Santai kali ini adalah contoh bagaimana cerita dari pesisir dan praktik penyembuhan diri bisa saling menguatkan,” jelasnya.