BEM Unija Gelar Harmoni Multikultural untuk Rawat Keberagaman

Jurnalis: Rifan Anshory
Kabar Baru, Sumenep – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Wiraraja (UNIJA) sukses menyelenggarakan acara bertajuk “Harmoni Wiraraja Multikultural” pada 31 Mei–1 Juni 2025.
Kegiatan ini menjadi wujud komitmen mahasiswa dalam merawat nilai-nilai Pancasila, yang diperingati pada setiap 1 Juni.
Tidak hanya seremonial, kegiatan ini dirangkai dengan sejumlah acara kreatif, inklusif, dan edukatif, antara lain:
1.Lomba Video Kreatif “Pancasila dalam Tindakan”
Mahasiswa dari berbagai fakultas menuangkan pemaknaan Pancasila melalui karya visual, mengolah pesan kebangsaan dan toleransi menjadi narasi yang inspiratif.
2.Melukis Bersama Anak SLB (Sekolah Luar Biasa)
Sebuah simbol inklusivitas, di mana mahasiswa berkolaborasi dengan anak-anak berkebutuhan khusus untuk mengekspresikan nilai kesetaraan dan empati melalui seni.
3.Bazar Buku & Teras Baca Multikultural
Menghadirkan literatur seputar kebhinekaan, budaya lokal, dan keagamaan, sekaligus menjadi ruang diskusi untuk memperkaya pemahaman akan keberagaman.
4.Talkshow Kerukunan Umat Beragama
Menghadirkan perwakilan lima agama besar di Indonesia (Islam, Kristen, Katolik, Konghucu, dan Buddha) untuk berdialog tentang toleransi, menegaskan bahwa perbedaan keyakinan bukan penghalang hidup harmonis.
Presiden Mahasiswa UNIJA, Abdurrahman Saleh, mengatakan, kegiatan ini mencerminkan esensi kampus sebagai ruang yang merayakan perbedaan, bukan menyeragamkannya.
“Melalui ‘Harmoni Wiraraja Multikultural’, kami ingin menunjukkan bahwa kampus ini adalah rumah bersama yang menjunjung gotong royong, toleransi, dan saling menghargai. Inilah Pancasila yang hidup,” ujarnya, Selasa (3/6).

Ia menambahkan, acara ini bukan sekadar perayaan, melainkan bagian dari pendidikan karakter berkelanjutan.
“Dengan dialog, seni, dan literasi, kami membentuk agen perubahan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara sosial,” tegasnya.
BEM UNIJA berkomitmen menjadikan “Harmoni Wiraraja Multikultural” sebagai agenda tahunan, tidak hanya untuk memperingati Pancasila, tetapi juga sebagai simbol keberlanjutan pendidikan multikultural di kalangan generasi muda.
“Dari kampus inilah kita membangun Indonesia yang toleran dan damai,” pungkasnya.