Bekasi Smart City: Optimalisasi Teknologi, Meninggikan Kualitas Hidup Masyarakat

Editor: Khansa Nadira
Kabar Baru, Opini — Di tengah pesatnya perubahan zaman, teknologi telahmerombak fundamental kehidupan sehari-hari dan lanskapperkotaan. Bagi Kota Bekasi, konsep Smart City bukansekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan, menjadi strategi utama untuk bertransisi dari kota penyangga menjadi kotaglobal yang tangguh, cerdas, dan mandiri. ImplementasiSmart City di Bekasi berfokus pada dua dimensi besar: akselerasi pelayanan publik dan pemberdayaan ekonomimasyarakat.
Akselerasi Pelayanan dan Efisiensi Pemerintahan
Di jantung Smart City terletak transformasi tata kelolapemerintahan. Teknologi harus menjadi pisau bedah untukmemangkas birokrasi yang panjang dan berbelit. Pemerintahdapat menggunakan sistem digital untuk berbagai urusan, mulai dari pengaturan berkas pemerintahan yang efisien, aduan masyarakat yang ditangani dengan sigap, hinggamemantau kinerja aparatur di lapangan secara real-time. Lebih jauh lagi, transparansi menjadi kunci. Smart City menjamin transparansi anggaran dan proses pengambilankeputusan, sehingga masyarakat dapat ikut mengawasi, menghilangkan kesan birokrasi yang “kaku dan kuno sepertiera Majapahit.”
Inovasi juga harus menyentuh urusan logistik dasar, sepertimata rantai ketersediaan bahan pokok (supply chain). Dengansistem komunikasi digital untuk pengelolaan pasar dan implementasi pembayaran keuangan digital, stabilitas hargadan kelancaran distribusi dapat terjamin, yang merupakanfondasi ekonomi kota yang sehat.
Pemberdayaan Komunitas, Ekonomi, dan SDM
Smart City tidak hanya tentang perangkat keras dan software, tetapi juga tentang manusia. Tantangan terbesar Bekasi adalahmewujudkan pembangunan yang inklusif, salah satunyadengan mengurangi tingkat pengangguran.
Untuk tujuan ini, Pemerintah Kota Bekasi harus mengambilperan aktif dalam mendorong komunitas pengembanganusaha. Komunitas ini perlu disebar di setiap kecamatanbahkan hingga tingkat kelurahan untuk menciptakan jaringan(networking) yang kuat dan terpadu. Tujuannya ganda:
Strategi ini dapat diperkuat dengan menggandeng startupswasta dan profesional yang memiliki keahlian dan jejaringluas, demi mendorong kualitas SDM Kota Bekasi agar mampu bersaing di pasar kerja global.
Menghadapi Tantangan Digital
Jalan menuju Smart City tidaklah mudah. Dua hambatankrusial adalah literasi digital dan keamanan infrastruktur. Segala sistem canggih tidak akan berfungsi jika masyarakatdan aparatur memiliki literasi digital yang rendah. Pemerintahperlu berinvestasi besar pada percepatan peningkatan literasidigital bagi semua lapisan masyarakat.
Tantangan kedua yang tak kalah mendesak adalah keamanandigital. Kualitas server website pemerintah yang “suka down” dan rentan serangan adalah ancaman serius terhadap data publik. Persiapan Bekasi Smart City yang optimal wajibmenyertakan perbaikan fundamental pada keamanan siber dan kualitas infrastruktur server.
Dengan perencanaan yang matang, komitmen pada transparansi, dan fokus pada pemberdayaan SDM, Kota Bekasi akan siap untuk bersaing dan membuktikan dirisebagai salah satu kota terbaik di Indonesia dalam halpengembangan kota yang cerdas, efisien, dan inklusif.
Penulis adalah JJ Sayyid Fairuz Zaki Adlan, Mahasiswa S2 Kajian Pengembangan Perkotaan UI.