Akhirnya Tidak Nganggur Lagi, Jokowi Jadi Ketua Dewan Pembina PSI

Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabar Baru, Opini – Saya yakin, yang dimaksud sebagai sosok Mister ‘J’ yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina PSI adalah Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mestinya tidak usah dibuat gimmick lagi, langsung diumumkan saja. Publik juga sudah bisa menebak soal ini.
Ada beberapa argumentasi mengapa Jokowi harus menjadi Ketua Dewan Pembina PSI.
Pertama, Jokowi sudah mendeklarasikan diri bahwa dia akan bekerja keras untuk PSI, terutama mengantarkan PSI untuk masuk menjadi penghuni gedung parlemen di Senayan. Artinya, Jokowi tidak kembali ke Solo untuk beristirahat setelah pensiun dari Jabatan Presiden.
Kedua, Jokowi harus menggendong Kaesang sebagai Ketua Umum PSI, karena Kaesang ini masih muda, secara kapasitas juga masih belum memadai, pengalaman politik juga sangat minim. Untuk itu Jokowi harus berperan langsung untuk menggendong Kaesang. Apalagi target PSI sangat berat, yaitu masuk parlemen 2029 nanti.
Ketiga, Jokowi juga harus secara langsung menjaga anaknya Gibran yang saat ini jadi Wapres dan menantunya Bobby Nasution yang juga menjabat sebagai Gubernur Sumut.
Walaupun Gibran dan Bobby sebelumnya pernah jadi Wali Kota, namun mereka berdua ini masih belum bisa dilepas oleh Jokowi untuk berpetualang sendiri di hutan rimba perpolitikan Indonesia.
Mereka jadi Gubernur dan Wapres juga tidak terlepas dari peran Jokowi sebagai Presiden waktu itu.
Keempat, dengan Jokowi ada di PSI, eksistensi politik Jokowi masih punya bargening, terutama terkait orang-orangnya yang saat ini masih ada dalam kabinet merah putih.
Itulah mengapa Jokowi harus menjadi Ketua Dewan Pembina PSI. Jokowi harus tetap eksis di kancah politik nasional demi menjaga anak dan menantunya.
Namun demikian, menurut saya PSI tidak akan mudah untuk masuk parlemen pada pileg 2029 nanti, dan berpeluang gagal lagi. Meskipun pada pileg 2024 Jokowi belum resmi masuk PSI, namun waktu itu Jokowi masih powerfull sebagai Presiden, mestinya bisa mengantar PSI masuk parlemen, namun kenyataannya PSI tidak berhasil masuk parlemen.
Untuk itu, jalan PSI untuk masuk Parlemen akan semakin berat, karena Jokowi bukan Presiden lagi. Kekuatan politik Jokowi juga perlahan semakin melemah.
Meskipun ada beberapa tokoh nasional seperti Mantan Politisi Nasdem Ahmad Ali masuk PSI, namun belum bisa menjamin PSI akan semakin kuat. Ahmad Ali sendiri pada saat Pileg 2024 gagal, kemudian pada Pilkada juga tidak berhasil meraih suara terbanyak sebagai calon Gubernur Sulawesi Tengah.
Namun demikian, politik sangat dinamis segala kemungkinan bisa terjadi. Termasuk PSI bisa jadi akan gagal lagi masuk Parlemen atau menuai kesuksesan, hanya waktu yang akan menguji dan membuktikannya.
*Penulis adalah Iwan Setiawan, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review.