Meneliti Ikan Selar: Dari Laboratorium ke Kesadaran Masyarakat akan Mutu Pangan

Jurnalis: Redaksi Kabarbaru
Oleh: Fakhrunisa Nusi (Mahasiswa Program Studi Agribisnis Perikanan, Program Vokasi UNG)
Kabar Baru,Opini—Sebagai mahasiswa, saya selalu percaya bahwa penelitian bukan hanya tentang angka dan data, tetapi tentang bagaimana ilmu itu dapat menyentuh kehidupan masyarakat. Keyakinan itulah yang saya rasakan ketika ikut terlibat dalam penelitian berjudul “Studi Organoleptik Ikan Selar (Selaroides leptolepis) untuk Menentukan Kelayakan Konsumsi Berdasarkan Lama Penyimpanan.”
Penelitian ini kami lakukan untuk menjawab pertanyaan sederhana namun penting: berapa lama ikan selar masih layak dikonsumsi jika disimpan pada suhu ruang tanpa pendinginan? Pertanyaan ini muncul dari keprihatinan kami terhadap kebiasaan masyarakat pesisir yang sering menunda penjualan atau konsumsi ikan tanpa memperhatikan perubahan mutunya.
Selama 24 jam, kami mengamati perubahan fisik ikan selar — mulai dari kondisi mata, insang, lendir, daging, hingga aromanya — setiap dua jam. Mungkin terdengar sederhana, tetapi prosesnya membutuhkan ketelitian dan ketekunan tinggi. Kami harus menilai setiap perubahan kecil yang terjadi pada ikan, mencatatnya dengan disiplin, dan menafsirkan maknanya secara ilmiah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan mutu ikan selar mulai terasa setelah empat jam penyimpanan. Setelah waktu itu, nilai organoleptik turun di bawah ambang batas kelayakan konsumsi. Artinya, ikan selar yang tidak segera ditangani dengan pendinginan aktif hanya aman dikonsumsi maksimal empat jam setelah ditangkap.
Temuan ini memberikan pelajaran penting bagi kami sebagai mahasiswa dan bagi masyarakat pada umumnya. Kami belajar bahwa menjaga mutu ikan bukan hanya soal teknologi canggih, tetapi juga tentang kesadaran waktu dan kebiasaan sederhana di lapangan. Kami berharap hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi nelayan dan pelaku usaha kecil agar lebih memperhatikan penanganan pascapanen, demi keamanan pangan dan kesejahteraan konsumen.
Bagi saya pribadi, pengalaman ini bukan sekadar memenuhi tugas akademik, tetapi menjadi perjalanan pembelajaran yang mendalam. Saya belajar bagaimana ilmu pengetahuan bisa berperan nyata dalam kehidupan masyarakat, bagaimana kerja sama tim antara dosen dan mahasiswa menciptakan karya ilmiah yang bermanfaat, dan bagaimana setiap penelitian kecil bisa memberi dampak besar bila dilakukan dengan hati dan tanggung jawab.
Penelitian ini meneguhkan semangat saya untuk terus berkontribusi dalam bidang pengolahan hasil perikanan, agar sumber daya laut kita tidak hanya melimpah, tetapi juga aman, bermutu, dan menyejahterakan masyarakat pesisir.
Insight NTB
Berita Baru
Berita Utama
Serikat News
Suara Time
Daily Nusantara
Kabar Tren
Indonesia Vox
Portal Demokrasi
Lens IDN
Seedbacklink







