Ramai Boikot Warung Madura, Warga Sunda Puji Keramahan Orang Sumenep

Jurnalis: Rifan Anshory
Kabar Baru, Sumenep – Ramainya seruan boikot terhadap Warung Madura di media sosial belakangan ini menuai keprihatinan publik.
Narasi yang menyudutkan satu etnis akibat konflik pribadi antara Yai Mim dan Sahara dinilai berlebihan dan berpotensi memecah kerukunan sosial.
Namun, di tengah riuh tagar kebencian tersebut, muncul kisah berbeda yang menampilkan wajah masyarakat Madura yang ramah dan terbuka terhadap pendatang.
Adalah Tania Bintang Indriani, perempuan asal Garut, Jawa Barat, yang telah 16 tahun mencari nafkah di Sumenep, sebagai penjual bendera merah putih.
“Alhamdulillah saya disambut hangat dan baik oleh orang Sumenep Madura. Saya dikelilingi orang baik di sini, orangnya ramah, sopan, dan suka menolong,” ujarnya, Kamis (9/9).
Tania menuturkan, selama belasan tahun berjualan di Sumenep, ia tak pernah mengalami perlakuan buruk dari masyarakat setempat.
“Sampai sekarang pun saya tidak pernah merasakan perlakuan kasar dari masyarakat Madura,” tambahnya.
Keramahan warga Madura, kata dia, membuatnya selalu kembali setiap tahun untuk berdagang.
“Terima kasih banyak atas kebaikan dan keramahanmu, wahai warga Madura,” ucapnya menutup cerita.
Diketahui, ramainya seruan boikot Warung Madura bermula dari perseteruan antara Yai Mim dan Sahara, yang suaminya berasal dari Madura.
Konflik pribadi tersebut kemudian viral dan berkembang menjadi isu kesukuan di media sosial.