Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Katulistiwa dan Kesejahteraan Sebuah Negara

Penulis adalah Faiz Arhasy, Awardee Erasmus Polandia 2024.

Jurnalis:

Kabar Baru, Opini – Secara garis besar kesejahteraan suatu negara dibedakan menjadi negara maju, negara berkembang dan negara tertinggal. Negara maju adalah negara yang telah mencapai kemakmuran di bidang ekonomi dan sosial.

Negara maju memiliki kualitas hidup yang tinggi serta infrastruktur dan tatanan negara yang baik. Selain itu, negara maju juga memiliki pendapatan perkapita (pendapatan per individu dalam negara) yang tinggi.

Jasa Stiker Kaca

Negara berkembang adalah negara yang masih berproses dalam perbaikan ekonomi dan kemakmuran. Pendapatan perkapita negara berkembang tentu saja tidak sebesar negara maju. Tingkat industrialisasi dan pembangunan manusia juga masih berada dibawah negara maju.

Sedangkan negara tertinggal adalah negara yang perekonomiannya berada dibawah garis kemiskinan. Kesejahteraan masyarakat negara tertinggal berada jauh dibawah garis normal kesejahteraan suatu negara.

Tentu saja, baik negara maju, negara berkembang ataupun negara tertinggal dari hari ke hari terus berupaya dalam meningkatkan kesejahteraan negaranya.

Klasifikasi negara maju, negara berkembang dan negara tertinggal dilakukan berdasarkan stabilitas negara-negara. Klasifikasi ini dilakukan karena beberapa alasan salah satunya juga untuk membantu negara berkembang atau negara tertinggal untuk terus berbenah.

Banyak faktor yang memiliki pengaruh dalam kemajuan suatu negara. Dari sudut pandang geografis misalnya, negara yang terletak di antara banyak negara atau di jalur lintas antarnegara memiliki keunggulan dalam pemanfaatan letak georafis ini seperti untuk jalur lintas perdagangan internasional.

Negara yang kaya akan sumber daya alam memiliki keunggulan dalam penyediaan bahan mentah yang dapat diperdagangkan ke negara-negara lain.

Akan tetapi tidak sedikit juga hal-hal yang bertolak belakang terjadi. Ada negara yang memiliki letak geografis yang strategis akan tetapi tidak dapat memanfaatkannya sehingga tidak menjadi keuntungan untuk negara tersebut.

Ada negara yang memiliki sumber daya alam melimpah akan tetapi masih tergolong negara berkembang bahkan tergolong negara tertinggal. Terlebih lagi ada negara yang memiliki keduanya tapi belum tergolong negara maju.

Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya. Dengan keunggulan yang dimiliki bagaimana mungkin negara-negara ini belum bisa masuk kategori negara maju ?

Ya, tentu saja jawabannya adalah sumber daya manusia. Meskipun memiliki sejumlah keunggulan, jika suatu negara tidak dapat melihat dan mengelola dengan baik peluang yang ada maka itu semua tidak akan memberikan feedback yang baik kepada negara tersebut.

Negara yang bahkan tidak memiliki keunggulan apapun jika memiliki sumber daya manusia yang berkualitas bisa menjadi negara maju.

Ada satu hal unik jika kita mengaitkan kemajuan negara dengan letak geografisnya. Negara-negara yang terletak di garis katulistiwa kebanyakan merupakan negara-negara yang tidak tergolong negara maju.

Kita dapat menemukannya di wilayah Asia (Indonesia, Vietnam, Thailand, Filipina dan lainnya), di Amerika Selatan (Argentina, Brasil, Uruguay dan lainnnya) serta sejumlah negara di dataran Afrika.

Sedikit negara maju yang terletak di garis katulistiwa. Dan apakah ini semua hanya kebetulan ?

Daerah katulistiwa merupakan daerah tropis yang tidak memiliki 4 musim. Daerah ini memiliki banyak keunggulan seperti iklim yang cenderung hangat dan cocok untuk sektor agrikultur, keanekaragaman flora dan fauna, sumber daya alam yang melimpah, serta kesetaraan siang dan malam.

Keunggulan-keunggulan tersebut memberikan banyak kemudahan kepada masyarakat di daerah katulistiwa. Akan tetapi kemudahan yang ada justru bisa menjadi boomerang bagi masyarakat di daerah tersebut. Masyarakat di daerah katulistiwa terbiasa hidup dengan hal-hal yang instan.

Di sektor pertanian misalnya, masyarakat negara tropis tidak perlu terlalu khawatir untuk aktivitas di sektor pertanian. Tanah yang subur, curah hujan yang cukup serta sinar matahari yang sama di setiap waktu membuat para petani tidak perlu cemas dalam pengelolaan sektor pertanian.

Berbeda dengan negara yang terletak jauh dari garis katulistiwa. Mereka menghadapi berbagai tantangan. Iklim non tropis membuat para petani tidak bisa beraktivitas di setiap waktu seperti di musim dingin.

Curah hujan dan sinar matahari yang tidak sama di setiap waktu juga menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.

Hal-hal seperti inilah yang memaksa masyarakat di negara tersebut untuk berinovasi agar dapat tetap melanjutkan aktivitas mereka.

Seperti penggunaan greenhouse di era sekarang oleh para petani yang dapat mengontrol suhu, kelembaban dan intensitas cahaya ketika musim dingin sehingga mereka tetap dapat melanjutkan aktivitas bertani.

Begitu juga di sektor lainnya. Bahkan dalam kehidupan sehari-sehari. Masyarakat di negara tropis tidak perlu memikirkan bagaimana cara mereka menyesuaikan diri dari satu musim ke musim lainnya. Sedangkan masyarakat negara non tropis harus menyesuaikan diri dari satu musim ke musim lainnya.

Masyarakat negara tropis bisa berolahraga diluar ruangan kapanpun mereka mau. Sedangkan masyarakat negara non tropis hanya bisa berolahraga di luar ruangan di bulan tertentu. Hal ini memaksa mereka untuk menciptakan inovasi agar tetap bisa berolahraga meskipun cuaca sedang tidak mendukung.

Negara yang berada jauh dari garis katulistiwa harus memilki tempat tinggal yang bisa menghangatkan mereka di musim dingin serta meneduhkan mereka di musim panas. Sedangkan negara yang berada di garis katulistiwa tidak menghadapi tantangan tersebut. Kekuatan fisik juga secara tidak langsung terpengaruh.

Masyarakat negara yang jauh dari katulistiwa sudah terbiasa menghadapi iklim non tropis sejak lahir. Sehingga mereka memiliki keunggulan fisik lebih dari masyarakat negara tropis yang setiap harinya memilki cuaca yang relatif sama.

Keadaan dan tantangan yang ada di negara yang jauh dari garis katulistiwa memaksakan mereka untuk berpikir dan berinovasi dalam hal apapun demi kelangsungan hidupnya. Bahkan keadaan dan tantangan ini sudah harus mereka hadapi sejak lahir.

Pikiran yang terus di asah inilah yang membuat masyarakat negara non tropis memiliki pola pikir yang lebih maju. Otak yang merupakan salah satu organ dinamis memang dapat berkembang jika terus diasah seperti dalam teori plastisitas otak (neuroplasticity).

Dan pola pikir masyarakat yang maju tentu saja berdampak langsung kepada kesejahteraan suatu negara. Keterbatasan yang ada di negara-negara tersebut justru menjadi pemicu untuk terus berinovasi dan berpikir.

Kualitas kehidupan tidak serta merta ditentukan oleh privilege yang dimilki. Tidak hanya dalam konteks bernegara juga termasuk kehidupan personal manusia. Salah satu faktor terbesar yang dapat membuat hidup menjadi lebih baik adalah diri sendiri.

Dengan berbagai privilege yang dimliki jika seseorang tidak memilki kapasitas yang baik maka itu hanyalah suatu hal yang kosong. Akan tetapi meskipun seseorang tidak memliki privilege apapun bahkan terhitung minus sekalipun dia akan tetap bisa hidup lebih baik jika memiliki kapasitas dan kecerdasan.

*Penulis adalah Faiz Arhasy, Awardee Erasmus Polandia 2024.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store