Rayakan Hari Santri, Santri Bumi Sholawat Gelar Nobar di Bioskop

Jurnalis: Sugianto
Kabar Baru, Sidoarjo – Hari Santri Nasional (HSN) selalu disambut dengan antusias oleh para santri. Namun, tahun ini, Pondok Pesantren Bumi Sholawat merayakannya dengan cara yang berbeda, yaitu dengan mengadakan Nonton Bareng (Nobar) film dokumenter yang diproduksi oleh mereka sendiri di bioskop Sidoarjo.
Siswa kelas tiga SMA, Faiq Admaja Wibowo merasa senang dan terharu. Sebab film yang ia garap bersama teman-temannya berhasil menginspirasi dan meraih penghargaan di ajang internasional ConnectHER. Dia menyoroti dua film dari banyak karya yang dihasilkan, salah satunya berjudul “Ikhma”.
“Film tersebut bercerita tentang bagaimana santri tetap istiqomah, yang lebih baik daripada memaksakan diri untuk menjadi yang terbaik,” ucapnya saat ditemui selepas Nobar, Senin (21/10).
Faiq menambahkan bahwa ada satu film lain yang dapat menginspirasi pelajar. Yaitu film dokumenter berjudul “Jhebbing”.
“Film ini membahas pemberdayaan perempuan di Madura, mengajarkan bahwa pernikahan dini bukanlah pilihan yang tepat, terutama saat keluarga mengalami kesulitan ekonomi dan anak perempuan kehilangan hak untuk bersekolah,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Progresif Bumi Sholawat, Misbachul Munir, mengapresiasi para siswanya. Menurutnya karya-karya yang diciptakan sangat luar biasa, terlebih di usianya yang masih muda.
“Tahun ini kita merayakan HSN dengan cara yang berbeda, melalui nobar dan pemutaran film yang menampilkan karya mereka di Cineplex, ini tentunya akan memotivasi anak-anak untuk berkarya lebih banyak lagi,” ujarnya.
Dia menerangkan, acara pemutaran film tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan HSN yang akan diikuti oleh berbagai kegiatan lainnya. Selain itu, hasil penjualan tiket dan sumbangan dari santri akan disalurkan ke korban peperangan di Gaza, Palestina.
“Semoga semangat santri untuk bangsa dapat memberikan kontribusi dan dedikasi, khususnya dalam dunia film internasional, sambil tetap menjaga prestasi akademik,” pungkasnya. (Sai*)