Tuhan, Selamat Pagi | Puisi-puisi Wafil M
Editor: Ahmad Arsyad
Pada pemeluk embun di kota Istimewa
Tuhan,
Engkau termangu dalam terang.
Sementara aku,
Aku masih berdzikir tentang Mu
Di atas sajadah yang penuh tabur kenangan dan luka lara
Tuhan,
Biar susah sungguh,
Nafas terhenti, dan mengingat kau penuh seluruh.
Pada kata dalam doa dan cahaya yang penuh,
Ku kecup diri Mu.
Tuhan,
Aku bayang tenggelam dalam cahaya Mu.
Tuhanku, Selamat Pagi!
Yogyakarta, 02 Februari 2022
Selamat datang
Selamat berjumpa
Selamat bersua
Selamat bersama
Salam sapa
Salam tawa
Salam berdua dan semuanya
Salam keselamatan dan kerukunan umat beragama
Yogyakarta, 02 Februari 2022
Siang hari, dalam riak aksara
Kota dengan selimut rupa-rupa
Bersiul pada rekat dusta depan jendela,
“Hai,” sapa si dia,
Sapa pada panggilan apa
Tubuh lentur dengan rupa lunglai
Tersapa dengan cinta dari diamnya rupa
“Ssst,” bunyi kecupannya,
“Kenapa saat kau diam, tiba-tiba menciumiku,” bergumam,
Pelik rasanya, saat kau cium mesra tanpa etika
Bagaimana aku luluh,
Jika semena-mena kau mengecup ku.
Yogyakarta, 02 Februari 2022
*) Penulis adalah Wafil M, anggota Himpunan Alumni “Teater Kertas” (HAMKA), dan sekarang aktif sebagai santri di Pon. Pes. Karl Marx.