Bukan Anak Hawa | Puisi-puisi Moh. Husain

Jurnalis: Wafil M
Bukan Anak Hawa
Aku terlahir bagai sekumpulan duka
menyibak takdir pada tiap air mata
Kecilku disusui kemalaratan
aku pun besar di tangan kepedihan
Bagiku waktu hanyalah usia sendu
dari pilu yang tak pernah usai
Bila kelak ku harus dijemput maut
pada liang lahad bernisankan kesedihanlah aku pun harus dikebumikan
sebab aku bukan anak Hawa melainkan anak kandung air mata.
Madura, 2021
Di Tepi Bibirmu
Ditikam bibirmu semalam
aku lupa raut muka kematian
sayangnya, bibir tak bisa menggeser takdir
dan pelukan tak akan menunda kematian
semalam kau pulang
aku mati di ranjang
Bila pun ku harus benar-benar mati hari ini
sudikah kau kembali?
kuingin pada bibirmu lah aku disemayamkan
yang dekat dengan kening mu
rumah waktu kenangan ku
Ingat! kau tak perlu repot-repot berdoa untuk keselamatan ku di sana
sebab kesedihanmu adalah kalimat paling agung dari doa yang pernah kau gantung setelah “aku tiada”
Madura, 2021
Doa Luka Kepada Tuannya
Tuan,
sembuhkan aku walaupun dengan senyum yang pura-pura.
Madura, 2021
Moh. Husain adalah Mahasiswa Akhir Sastra Arab UIN SUKA Yogyakarta, juga merupakan pegiat seni di Teater ASWAD, dan sekarang aktif di FKMSB Yogyakarta.