Inang | Puisi-puisi Abd. Wakid Abdani
Editor: Ahmad Arsyad
Inang
Inang
Apakah kau mengerti tentang hal yang tumbuh
Perihal bunga sebelum membentuk buah
Jika iya, begitulah aku sekarang inang
Bibit yang sempat kutabur di halamanmu dua tahun yang lalu
Telah tumbuh di Musim basah Tahun ini
Inang ini semua salahku
Yang lupa membersihkan serpihan kangen
Ia telah kembali dengan harapan
Bahkan seakan akan menuntutku
Untuk disegerakan mencintaimu
Yogyakarta, 08 Oktober 2021
Tak Sejalan
Kau memilih pergi
Mengajak semua anak anakmu minggat
Sedang aku menunda pergi
Dengan luka mendalam
Berdarah darah aku
Tapi tak sanggup bila mati
Yogyakarta, 08 Oktober 2021
Salah Terka
Aku mencarimu diwe-a
Di beranda ef-bi dan halaman I-gi
Tak ada wangimu apalagi wujudmu
Aku lemas terkapar dibangku
Tempat biasa aku melukis senyummu
Aku kira kau sakit demam
Sehingga tak bisa datang membawa pekabar
Perihal tawa yang sempat kau tinggalkan Di pantai selatan
Sebelum kembali ke Madura
Setelah lama menunggu akhirnya kau membalas chatku
Disitulah bisa disimpulkan bahwa kau sengaja mencipta jarak
Agar aku jenuh dan pergi tanpa harap berlebihan
Yogyakarta, 07 Oktober 2021
Aku ingin
Inang
Aku ingin kau menjadi pacarku
Perempuan yang kelak kusebut mama
Menyiapkan sarapan
Merapikan tempat tidur
Dan mengemas sisa mimpi
Aku ingin kau menjadi istriku
Tempat anak anakku menyusu
Yogyakarta, 08 Oktober 2021
Abd. Wakid Abdani adalah lelaki sederhana yang Tuhan titipkan pada kota Sumenep lebih tepatnya di dusun Prangalas, desa Pakamban Daya, kec. Pragaan. Kini mendapatkan amanah untuk berkelana di kota Yogyakarta sebagai salah satu keluarga Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar, sekaligus anggota aktif Teater Es-ka UIN Sunan Kalijaga yogyakarta.