Perpustakaan Nasional Libatkan 3 Relima Gorontalo sebagai Gerakan Literasi Masyarakat

Jurnalis: Pengki Djoha
Kabar Baru, Gorontalo– Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melibatkan tiga orang Relawan Literasi Masyarakat (Relima) di Provinsi Gorontalo sebagai gerakan literasi masyarakat.
Program Relawan Literasi Masyarakat (Relima) hadir membawa wajah dan semangat baru dalam membumikan budaya literasi di Gorontalo tahun ini, tiga daerah terpilih untuk menjadi bagian dari gerakan literasi yakni Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara.
Dalam Surat Tugas (SK) keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 138 Tahun 2025 tentang Penetapan Relawan Literasi Masyarakat (Relima) tahun 2025. Adapun daftar nama relawan literasi masyarakat yakni Fitri Fathia Paramita Kinanti lokus Kota Gorontalo, Apris Nawu lokus Kabupaten Bone Bolango dan Candra Dalila lokus Kabupaten Gorontalo Utara.
Tiga daerah tersebut merupakan bagian dari upaya strategis untuk memperkuat peran Perpustakaan Desa, Taman Baca Masyarakat, Perpustakaan Rumah Ibadah sebagai pusat literasi masyarakat di wilayah-wilayah yang memiliki potensi besar namun masih menghadapi tantangan akses informasi dan penguatan budaya baca.
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, E. Aminudin Aziz mengatakan perpustakaan nasional hadir memiliki visi besar untuk literasi masyarakat demi bangsa dan negara. Menurutnya, visi itu tidak hanya jargon atau slogan, namun benar-benar dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Visi Perpustakaan hadir demi martabat bangsa, tak hanya semata-mata sebagai jargon atau slogan namun benar-benar dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar E. Aminudin Aziz dalam sambutannya usai membuka sosialisasi program relawan literasi masyarakat, Sabtu (5/7/2025).
Aziz menjelaskan peran perpustakaan tidak bisa dipandang sebelah mata dalam pembangunan manusia Indonesia. Kata dia, relawan literasi masyarakat merupakan gerakan nyata literasi.
“Relima adalah gerakan nyata yang dapat mengorkestrasikan semangat literasi, menghubungkan antara institusi dan masyarakat, antara pemerintah dan relawan, antara pengetahuan dan tindakan,” pungkasnya.