Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Perlintan Purwakarta Terapkan 6 Tepat untuk Kendalikan OPT di Musim Hujan

IMG-20251211-WA0019
Kepala UPTD Perlintan Dispangtan Purwakarta Wawan Hermawan menunjukkan potensi serangan OPT pada komoditas pangan.

Jurnalis:

Kabar Baru, Purwakarta – Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Purwakarta meningkatkan potensi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada komoditas pangan.

Mengantisipasi kondisi tersebut, UPTD Perlindungan Tanaman (Perlintan) Dispangtan Purwakarta menyiapkan langkah respons cepat melalui tim Pengendali OPT (POPT) di 17 kecamatan.

Jasa Penerbitan Buku

Kepala UPTD Perlintan Dispangtan Purwakarta, Wawan Hermawan, mengatakan pengendalian OPT dilakukan berdasarkan hasil pengamatan di lapangan setelah menerima laporan dari petani.

“Tim langsung turun untuk mengamati tingkat serangan. Dari hasil itu kami tentukan apakah pengendalian dilakukan dengan pestisida kimia atau agens hayati,” ujarnya, di halaman kantor UPTD Balai Pembenihan dan Pengendalian (BPP) Tegalonder kelurahan Nagri Kidul Kecamatan Purwakarta. Kamis (11/12).

Menurut Wawan, penggunaan pestisida dilakukan secara selektif dengan prinsip 6 Tepat, yakni tepat sasaran, jenis, dosis, waktu, cara, dan lokasi.

“Pestisida kami alokasikan sesuai kebutuhan lahan. Petani juga diberikan arahan agar penggunaan tetap bijak dan efektif,” katanya.

Pada musim hujan, OPT yang paling perlu diwaspadai meliputi wereng batang coklat (WBC), penggerek batang, penyakit blas, serta tikus, meskipun intensitas tikus lebih rendah dibanding musim kemarau. Ia menambahkan, masa efektif pestisida pada musim hujan relatif pendek.

“Jika setelah penyemprotan turun hujan, daya kerjanya hanya bertahan satu sampai dua hari, sehingga perlu penyemprotan ulang,” terang Wawan.

Sebagai upaya pencegahan jangka panjang, Perlintan mengembangkan metode refleksi aromatik, yakni pemasangan aroma penghalau hama sejak fase awal tanaman. Metode yang diuji coba di lahan UPTD tersebut dinilai efektif menekan serangan tikus dan burung hingga masa panen.

“Dalam satu kali pemasangan, efektivitas bisa bertahan sampai dua bulan. Ke depan metode ini akan kami sosialisasikan kepada petani,” tambahnya.

Wawan mengimbau petani agar lebih rutin mengawasi tanaman dan segera melapor kepada PPL atau POPT jika ditemukan gejala serangan OPT.

“Semakin cepat dilaporkan, semakin cepat pula kami dapat melakukan tindakan pengendalian di lapangan,” katanya. (*)

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store