Niar Sidiki: Menjadikan Bahasa sebagai Jembatan Budaya dan Perjuangan Gorontalo

Jurnalis: Pengki Djoha

Kabar Baru, Gorontalo– Niar Sidiki, lulusan Sarjana Hukum asal Suwawa, bertekad untuk menjadi Duta Bahasa Provinsi Gorontalo. Motivasi kuatnya berakar pada keyakinan bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga wadah nilai, identitas, dan sejarah. Ia prihatin melihat tergerusnya bahasa daerah, termasuk Bahasa Suwawa, di tengah arus globalisasi dan dominasi bahasa digital.

“Saya ingin berkontribusi dalam pelestarian bahasa daerah dan memperkuat Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu,” ujar Niar. Pengalamannya di bidang hukum dan aktivitasnya di berbagai komunitas telah membuatnya menyadari betapa pentingnya bahasa dalam mewujudkan keadilan sosial dan perubahan.

Niar melihat peran Duta Bahasa sangat strategis di era digital. Ia berencana untuk menciptakan konten-konten kreatif yang memadukan warisan budaya dengan teknologi, melalui media sosial, podcast, dan video edukatif, untuk mempromosikan Bahasa Gorontalo.

Keahlian komunikasinya yang terasah sebagai freelancer, serta pengalamannya di berbagai komunitas, akan menjadi modal berharga dalam menjalankan tugas sebagai Duta Bahasa. Ia juga mengandalkan pemahamannya tentang struktur bahasa dan etika berbahasa yang diperoleh dari pendidikan hukumnya.

Jika terpilih, Niar akan fokus pada penguatan penggunaan bahasa daerah, khususnya Bahasa Suwawa, melalui program “Menumbuhkan Bahasa” di sekolah dasar dan komunitas lokal. Ia juga akan meluncurkan kampanye “Bangga Berbahasa Suwawa” di media sosial, dengan melibatkan tokoh adat dan konten kreator lokal. Kerja sama dengan instansi pendidikan dan kebudayaan untuk mengembangkan materi pembelajaran berbasis bahasa dan budaya lokal juga menjadi bagian dari rencananya.

Niar menyadari tantangan yang ada, seperti rendahnya kesadaran kolektif terhadap pentingnya bahasa daerah dan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ia akan mengatasi hal ini dengan pendekatan partisipatif dan kreatif, memanfaatkan media digital secara strategis.

“Bahasa daerah bukan sekadar alat komunikasi, tetapi jati diri kita,” pesan Niar kepada generasi muda Gorontalo. Ia mengajak mereka untuk mencintai dan melestarikan bahasa daerah, mulai dari hal kecil, seperti menggunakan kosa kata daerah dalam percakapan sehari-hari. Niar percaya bahwa dengan kolaborasi dan pendekatan yang tepat, bahasa daerah dapat kembali hidup dan dibanggakan.