Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Menembus Sunyi Kampung Ngantay: Potret Keadilan Sosial yang Masih Jauh dari Nyata

Jurnalis:

Kabar Baru, Purwakarta – Di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur yang menjangkau pelosok negeri, masih ada wilayah-wilayah yang tertinggal jauh dari gemerlap modernisasi. Salah satunya adalah Kampung Ngantay, sebuah perkampungan terpencil di RT 014/RW 007, Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, yang hingga kini belum memiliki akses jalan yang memadai.

Terisolasi dari jalan utama, warga Kampung Ngantay hanya bisa keluar-masuk desa melalui jalur sempit di pinggir danau. Jalur ini bukan hanya curam dan berbatu, tetapi juga sangat berbahaya, terutama saat musim hujan. Air yang menggenangi jalur tersebut kerap membuat jalan licin seperti aliran sungai kecil, membahayakan keselamatan, khususnya bagi anak-anak dan lansia.

Jasa Pembuatan Buku

“Kalau hujan deras, jalan ini seperti sungai kecil. Anak-anak susah berangkat sekolah, kami pun takut kalau ada yang jatuh. Kalau air danau naik, kami harus pakai perahu untuk keluar. Sangat repot, apalagi kalau ada yang sakit,” tutur seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya. Jum’at (1/8).

Tak hanya kesulitan mengakses pendidikan dan layanan kesehatan, kondisi ini juga menyulitkan perputaran ekonomi warga. Bahan kebutuhan pokok sulit masuk ke kampung, sementara hasil pertanian pun harus dipikul sejauh beberapa kilometer untuk mencapai titik distribusi terdekat.

Gotong Royong Jadi Pilar Harapan

Meski dihadapkan pada keterbatasan, warga tidak berpangku tangan. Sejak tahun 2024, masyarakat Kampung Ngantay secara swadaya mulai membuka jalur alternatif sepanjang dua kilometer yang membentang melewati hutan, bukit, dan lahan pertanian milik warga. Pembangunan dilakukan dengan cara gotong royong, menggunakan alat dan material seadanya seperti batu, tanah, dan potongan kayu sebagai pijakan.

Namun, memasuki awal 2025, semangat warga mulai diuji. Keterbatasan dana dan tantangan cuaca memperlambat proses pembangunan. Hingga saat ini, jalan tersebut belum juga bisa dilalui kendaraan bermotor.

“Kami tidak menuntut jalan beraspal atau mulus. Cukup bisa dilewati motor agar hasil tani bisa diangkut, dan anak-anak berangkat sekolah lebih aman,” tambah warga yang sama, dengan nada lirih penuh harap.

Jalan: Simbol Keadilan yang Masih Terbengkalai

Kampung Ngantay adalah potret nyata ketimpangan pembangunan yang masih terjadi di negeri ini. Ketika jalan-jalan tol membelah kota dan desa, ada warga yang masih harus mempertaruhkan nyawa hanya untuk sekadar keluar dari kampungnya.

Lebih dari sekadar infrastruktur, kehadiran jalan adalah simbol keadilan sosial yang seharusnya dirasakan seluruh warga negara. Pembangunan jalan bukan hanya tentang konektivitas, melainkan tentang menjamin akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan penghidupan yang layak hal-hal yang telah dijamin dalam konstitusi dan nilai luhur Pancasila, khususnya sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sudah saatnya pemerintah daerah maupun pusat menaruh perhatian serius terhadap kondisi-kondisi seperti yang dialami warga Kampung Ngantay. Sebab, pembangunan sejati bukan hanya soal apa yang tampak di kota, tetapi juga tentang menjangkau mereka yang selama ini luput dari prioritas. (*)

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store