Kurangnya keterlibatan perempuan dalam pembangunan: Cerminan Ketimpangan Yang Masih Mengakar

Jurnalis: Pengki Djoha
Kabarbaru, Opini- Oleh : Sry wahyuni, Peserta Latihan Khusus Kohati (LKK) Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Palu dari HMI Cabang Palopo
Di tengah kemajuan zaman dan gencarnya wacana kesetaraan gender , realita menunjukkan bahwa perempuan sangat kurang keterlibatannya dalam hal pembangunan. Padahal, perempuan bukan hanya objek pembangunan , melainkan subjek aktif yang memiliki potensi besar dalam memajukan bangsa, baik secara ekonomi, sosial , politik bahkan lingkungan .
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ketika perempuan dilibatkan secara penuh, hasil pembangunan akan menjadi lebih inklusif , berkelanjutan dan adil. Negara – negara dengan tingkat partisipasi perempuan yang tinggi di bidang ekonomi dan politik cenderung memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
Kita tidak bisa membangun masa depan yang berkeadilan jika separuh potensi masyarakat masih terpinggirkan.
Untuk mengatasi permasalahan ini , Pemerintah, institusi pendidikan , masyarakat sipil dan media harus bersama-sama membuka ruang seluas-luasnya bagi perempuan untuk terlibat aktif dalam pembangunan.
Keterlibatan perempuan bukan sekedar simbol emansipasi semata, tetapi kebutuhan mendasar dalam membangun bangsa yang adil dan maju. Sudah saatnya paradigma berubah , pembangunan yang sejati adalah pembangunan yang melibatkan perempuan sepenuhnya. (Jamal_Kabarbaru.co)