Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Kebudayaan Sebagai Modal Utama Pembangunan Nasional

Kebudayaan
Penulis: M. Gerry Giannola, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang. (Foto: Istimewa).

Editor:

Kabar Baru, Opini- Sebuah perencanaan yang dimana mengutamakan sebuah proses intraksi. Anak-anak tetap membutuhkan pendampingan dari orang dewasa pada utamanya yang memiliki peran penting adalah orang tua, yang dimana terdiri dari suatu aktivitas sederhana kesehariannya seperti bermain dolanan, bernyanyi ria dengan teman sebayanya, ataupun melakukan aktivitas belajar dengan melibatkan suatu hal kesukaan dan kebiasaan anak serta dari sini pihak-pihak yang bersangkutan agar dapat memaksimalkan panca indra yang dimiliki si-anak.

Sebagai media masyarakat kita memiliki peran penting untuk mengoptimalkan ini semua, sebagaimana menjadi media pembantu untuk perkembangan kreativitas anak usia dini tidak hanya dari tindakan saja tapi juga pembentukan pola pikir yang kreatif sehingga dimana dapat menerapkan dalam kehidupan nyata pada pembekalan norma-norma yang ada untuk mempersiapkan masa depan si anak.

Pada anak usia dini anak bukan hanya diberikan pembekalan pendidikan skolastik (pendidikan akademik), akan tetapi lebih diutamakan untuk bermain dolanan, benyanyi ria, dan pembekalan kebudayaan yang dikemas secara menarik serta menyenangkan.

Dari bermacam-macam permainan yang mengasikkan itu anak-anak akan memperoleh pembelajaran dan pengetahuan yang lebih berarti daripada yang hanya sekedar calistung (membaca, menulis, dan menghitung). Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, buir 14 yang menyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai usia anak enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pengertian anak akan suatu hal sangatlah dipengaruhi oleh cara belajar seorang anak. Anak-anak belajar dengan cara melakukan sesuatu, melalui suatu hal seperti meraba, bergerak, melihat serta mendengarkan. Pada jaman modern ini salah satunya yang memiliki pengaruh pada cara pembelajaran anak adalah teknologi. Teknologi sendiri dapat memberikan dampak yang baik dan juga buruk untuk anak-anak.

Banyak anak yang menggunakan gedget, berdasarkan dari studi pada situs diskon CouponCodes4u yang melibatkan 2.403 keresponden orang tua, presentasi terbesarnya memiliki alasan tersendiri yang menyatakan biar anaknya tidak rewel dan tidak mengganggu watu pribadi orang tua. Dan orang tua juga menyampaikan bahwasanya anak mereka menggunakan gedget hampir setiap hari.

Kemajuan dari teknologi membuat kita dapat dengan mudahnya mengakses segala hal hanya dengan jejaring internet. Kita juga dimanjakan dengan berbagai platfrom media sosial yang dimana memungkinkan kita dapat melihat apa saja yang sedang terjadi. Namun sayangnya kitapun sendiri masih sangat kesulitan untuk mengendalikan konten-konten yang muncul di TV, Internet, ataupun media sosial. Yang dimana masyarakat sendiri, terutamanya terkhusus anak-anak, dapat dengan mudah menerima berbagai macam konten.

Konten-konten, ditambah dengan faktor lingkungan, dapat berkontribusi terhadap suatu perubahan dalam prilaku anak jaman sekarang. Yang dimana usia anak- anak yang masih dalam masa perkembangan, membuat mereka memilih gaya hidup yang dianggap keren terhadap lingkungannya dikarenakan gadget sendiri dapat diartikan kedalam hal kelas sosial.

Perkembangan seorang anak pada usia 5 tahun sebaiknya memang lebih pada kearah sensor-motorik. Mungkin dikarenakan anak masih memiliki rasa ingin bebas bermain yang dimana semua informasi akan disimpan ke otak oleh sel saraf sensorik, sedangkan sel saraf motorik ini sendiri menghantarkan hasil terjemahan otak ke organ tubuh. Pada usia krusial seperti itu membuat semua aspek bersama-sama membangun generasi yang unggul, dengan melakukan pembinaan karakter agar terciptanya SDM (sumber daya manusia) yang berintegritas tinggi.

Dari sini pentingnya penanaman karakter seorang anak, dan tidak dibiasakan si anak menggunakan gadget dalam kurun waktu yang berlebih. Bukan karena sebab, dikarenakan agar si anak dididik untuk lebih banyak berinteraksi dan menghargai sesama yang berada ada pada sekelilingnya. Karena se usia mereka lebih kepada sensorik dan motorik, apa yang mereka lihat dan mereka lakukan dari situ sistem karakter seseorang terbentuk dengan sedemikian rupanya.

Seni Budaya Aset Utama Dalam Perkembangan Karakter Seorang Anak

Cak Gik, sapaan hangat untuk seniman musik malang satu ini. Beliau dengan rekan Rumah Musik Arbanat selalu bergerak dan berkreasi untuk menciptakan kreatifitas yang dimana membawa spirit buat anak muda agar memiliki sikap toleransi, menciptakan demokrasi, menambah hidup rukun dalam masyarakat, serta mengembangkan kepekaan rasa dan keterampilan si anak. Dikarenakan kita harus menerapkan teknologi dengan sebaik mungkin agar yang dimana dapat menekan dampak buruk bagi pengembangan karakter si anak. Tujuan bentuk seni ini sendiri sebagaimana dibuat oleh penciptanya, amatlah banyak ada yang demi keperasaan pribadi, tuntutan keadaan. Manakala sudut pandang seni budaya mengajarkan kita terhadap posisi mana kita waktu melihat suatu benda ataupun pandangan di lingkungan sekitar, sudut pandang tersebut dapat dibagi menjadi beberapa posisi; (perspektif mata manusia, perspektif mata burung, perspektif mata katak).

Banyak sudut pandang yang harus dimiliki semua orang dalam mengartikan segala aspek, dan terutama prihal pendidikan. Pentingnya menumbuhkan karakter seorang anak agar mereka memiliki tutur kata dan perilaku yang budi luhur / perilaku yang baik.

Cak Gik Arbanat berasumsi kalau generasi anak-anak sekarang sangat miris dikarenakan hampir semuanya mereka tak mengenal lagu dolanan, lagu daerah seumuran mereka. Dan parahnya lagi, dia mengatakan anak-anak lebih terpengaruh dan menyukai tayangan yang berada gadgetnya saja, dan menghiraukan intraksi penembangan lainnya.

“Era sekarang bisa saya katakan kebudayaan tradisional mulai terkikis, jika tidak ada pemuda yang menjadi salah satu pemantiknya maka tidak akan hidup, tetapi jika sebuah pemantik juga tidak memiliki gas / baranya maka percuma”, ujarnya Cak Gik

Sehingga bukan hanya kaum muda – mudi saja yang perlu di campaign tetapi orang tua juga harus di campaign. Jadi semua aspek memilik peran untuk pembentukan karakter si anak agar memiliki kebribadian yang baik dan dalam hal seperti ini dapat dijadikan modal utama untuk suatu perubahan.

 

*) Penulis adalah M. Gerry Giannola, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store