Kasih Kristus Menyinari Tolikara Kota Injil: Pesan Damai Jumat Agung dari Bupati Willem Wandik

Jurnalis: Bahiyyah Azzahra

Kabar Baru, Tolikara, 18 April 2025 – Dalam suasana syahdu menyambut Jumat Agung, Bupati Tolikara, Willem Wandik, S.Sos., menyampaikan ucapan selamat dan pesan mendalam kepada seluruh umat Kristiani yang memperingati hari suci ini, terutama kepada warga Tolikara – tanah yang dikenal sebagai Kota Injil, tempat firman Allah tumbuh dan hidup di hati rakyatnya.

Jumat Agung merupakan momen penuh perenungan. Bukan sekadar mengenang pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib, tetapi juga sebagai panggilan untuk memaknai kembali kasih, pengampunan, dan pengharapan dalam setiap langkah kehidupan.

“Atas nama pribadi, keluarga, dan Pemerintah Kabupaten Tolikara, saya menyampaikan selamat memperingati Jumat Agung kepada seluruh umat Kristiani, khususnya di Tolikara, Kota Injil yang diberkati Tuhan. Di tengah dunia yang penuh kegelisahan dan perpecahan, pengorbanan Kristus menjadi suluh bagi kita semua untuk terus menyala dalam kasih, bersinar dalam pengampunan, dan bertumbuh dalam damai,” ungkap Bupati Willem Wandik.

Ia menambahkan, bahwa nilai-nilai Jumat Agung begitu relevan bagi pembangunan masyarakat dan bangsa. Dalam pengorbanan Kristus, kita diajarkan untuk tidak hidup bagi diri sendiri, tetapi untuk melayani sesama dengan ketulusan hati.

“Kasih yang sejati tidak mengenal batas. Di tengah keberagaman Tolikara—yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan budaya—kita diajak untuk melihat satu sama lain sebagai ciptaan Tuhan yang berharga. Biarlah semangat pengorbanan Kristus menjadi nafas dalam kebijakan, pelayanan, dan kehidupan sosial kita,” lanjutnya dengan nada teduh.

Bupati Willem Wandik juga menegaskan bahwa Tolikara sebagai Kota Injil bukan hanya simbol spiritual, melainkan panggilan nyata bagi masyarakat untuk menjadi pembawa damai di manapun mereka berada.

“Tolikara adalah tanah pewarta firman, tanah doa, tanah pelayanan. Maka dari itu, marilah kita jaga warisan Injil ini dengan hidup yang berkenan di hadapan Tuhan—dengan kerendahan hati, dengan pengampunan, dan dengan kasih yang membangun,” ujarnya.

Ia pun mengajak semua umat Kristiani agar tidak hanya mengenang Jumat Agung sebagai ritual keagamaan tahunan, tetapi sebagai pengalaman iman yang mendorong pertobatan pribadi, pemulihan relasi, dan pembaruan masyarakat. Dalam konteks pemerintahan, ia menyerukan agar setiap pelayanan publik pun dilandaskan pada semangat kasih Kristus—adil, bersih, dan peduli pada sesama, terutama mereka yang paling kecil dan tersisih.

“Pengorbanan Kristus adalah perwujudan cinta kasih yang murni. Sebuah cinta yang tidak menuntut balasan. Mari kita meneladaninya dalam karya nyata di tengah masyarakat, mulai dari keluarga kita, lingkungan kerja, hingga dalam kehidupan bermasyarakat,” tambahnya.

Bupati juga menyampaikan harapannya agar seluruh rangkaian ibadah Jumat Agung, baik di gereja-gereja maupun komunitas, dapat berlangsung dengan aman, tertib, dan penuh kekhidmatan. Ia meminta masyarakat tetap menjaga kedamaian dan menghargai keragaman keyakinan sebagai anugerah Tuhan.

“Dalam semangat Jumat Agung, marilah kita perkuat toleransi antarumat beragama. Karena sejatinya, damai adalah identitas kita bersama. Tolikara Kota Injil harus menjadi pelita bagi daerah-daerah lain, menjadi teladan dalam hidup bersama yang rukun, saling menghargai, dan saling melayani,” pesan beliau dengan tulus.

Menutup pesannya, Bupati Willem Wandik menyampaikan berkat dan doa bagi seluruh umat Kristiani yang merayakan Jumat Agung.

“Semoga kasih Kristus yang telah disalibkan demi keselamatan dunia, menguatkan setiap hati yang terluka, menerangi jalan setiap jiwa yang ragu, dan membangkitkan harapan bagi kita semua. Tuhan memberkati Tolikara—tanah Injil yang diberkati. Tuhan memberkati Indonesia. Selamat memperingati Jumat Agung. Damai Kristus menyertai kita semua,” pungkasnya.