Episentrum Hanya 15 Km, Waduk Jatiluhur Tetap Berdiri Kokoh

Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Purwakarta – Getaran gempa bumi bermagnitudo 4,9 yang berpusat di tenggara Bekasi pada Rabu malam (20/8/2025) sekitar pukul 19.54 WIB turut terasa hingga kawasan Objek Vital Nasional Bendungan Ir. H. Djuanda atau Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.
Dengan jarak episentrum hanya sekitar 15,37 kilometer dari bendungan, Perum Jasa Tirta (PJT) II langsung melakukan langkah tanggap darurat berupa inspeksi khusus untuk memastikan keamanan struktur waduk.
General Manager Wilayah 4 sekaligus Kepala Sub Unit Pengelola Bendungan Ir. H. Djuanda, Anom Soal Herudjito, menegaskan seluruh prosedur pengamanan dilaksanakan sesuai standar operasional pengelolaan bendungan vital nasional.
“Langkah pertama yang kami lakukan adalah memperbarui data dari instrumen pemantauan keamanan bendungan, mulai dari pergerakan tubuh bendungan, rembesan, hingga parameter teknis lainnya. Setelah itu, tim melakukan pemeriksaan visual untuk melihat kemungkinan adanya retakan, longsoran, atau kerusakan fisik,” ujar Anom saat ditemui di Waduk Jatiluhur, Kamis (21/8/2025).
Dalam pengawasan, PJT II mengandalkan dua perangkat utama. Pertama, Strong Motion Accelerometer, alat yang mencatat percepatan gempa pada tubuh bendungan. Kedua, Geodetic Monitoring System, sistem robotik yang memantau pergerakan eksternal bendungan secara real-time.
“Alhamdulillah, hasil keduanya menunjukkan kondisi normal, tidak ada indikasi gangguan. Bendungan masih dalam batas aman. Namun pemantauan tetap kami lanjutkan mengingat setelah gempa utama sudah tercatat enam hingga tujuh gempa susulan,” tambah Anom.
Tidak hanya Bendungan Jatiluhur, pemeriksaan juga dilakukan pada bendungan lain di bawah pengelolaan Unit Wilayah 4, yakni Bendungan Kamojing di Karawang dan Bendungan Cipancuh di Subang. Meski berukuran lebih kecil, keduanya tetap menjadi prioritas pengawasan.
Selain itu, PJT II turut melakukan pengecekan pada sejumlah tanggul penutup atau daik di kawasan Pasir Gombong, Urug, dan Ciganea. “Hasilnya sejauh ini terkendali dan tidak ditemukan potensi bahaya,” jelasnya.
Hingga Kamis siang (21/8), tidak ada kerusakan berarti yang ditemukan pada seluruh infrastruktur. Meski demikian, proses pemantauan dan inspeksi lapangan masih terus dilanjutkan sebagai langkah antisipasi terhadap gempa susulan.
Sebagai objek vital nasional dengan fungsi strategis dalam penyediaan air baku, pembangkit listrik, serta pengendalian banjir, Waduk Jatiluhur mendapatkan prioritas utama dalam langkah mitigasi dan pengawasan ketat pascagempa. (**)