Deri Kamaludin: Menyatukan Dunia Konten dan Dunia Korporat Lewat Narasi Digital

Jurnalis: Bahiyyah Azzahra
Di tengah derasnya gelombang digitalisasi dan pencarian jati diri para profesional muda, satu nama muncul sebagai wajah baru BUMN di media sosial: Deri Kamaludin.
Laki-laki asal Bandung kelahiran 28 Juli 1996 ini, mungkin terlihat seperti content creator biasa jika sekilas melihat akun TikTok @mderry_ miliknya yang kini telah mengumpulkan lebih dari 400 ribu pengikut. Tapi siapa sangka, di balik layar smartphone dan deretan kontennya yang edukatif, Deri adalah seorang karyawan PT Pos Indonesia yang telah memberi warna baru pada wajah digital perusahaannya — dan bahkan, wajah digital BUMN secara umum.
Dari Ruang Kerja, Lalu Masuk ke Timeline Kita
Cerita Deri tidak dimulai dari viralitas. Ia adalah seorang pekerja profesional yang sudah mendapatkan pekerjaan sebelum wisuda. Di saat sebagian besar mahasiswa akhir sibuk mempersiapkan yudisium, Deri justru sudah mulai menjalani hari-harinya sebagai pengelola media sosial korporat di salah satu perusahaan pelat merah tertua di Indonesia.
Namun, semangatnya tak berhenti di meja kantor. Ia mulai membuat konten yang membahas apa yang selama ini hanya diketahui orang dalam: cara kerja di BUMN, etika kerja, akhlak korporasi, dan nilai-nilai profesionalisme yang sering kali luput dari sorotan publik.
Yang membedakan Deri dari influencer kebanyakan adalah satu hal: niatnya bukan hanya untuk didengar, tapi untuk mengedukasi.
“Orang sering anggap BUMN itu kaku. Padahal, di dalamnya banyak ruang untuk inovasi.”
Pernyataan itu keluar dalam salah satu video Instagram-nya yang kini diikuti lebih dari 70 ribu pengguna. Dan benar saja, lewat pendekatannya yang ringan dan jujur, Deri berhasil membuat istilah “BUMN”, “transformasi digital”, hingga “nilai akhlak” menjadi lebih dekat untuk generasi muda.
Lewat video-video berdurasi satu menit, Deri membongkar stereotip tentang dunia kerja formal. Ia bicara soal tantangan, tentang mengelola akun media sosial perusahaan yang besar, tentang bagaimana membuat citra Pos Indonesia tetap relevan di era digital — semuanya disampaikan dengan narasi yang tidak menggurui, tapi menginspirasi.
Top Digital Award 2023: Validasi yang Mengubah Arah
Tahun 2023 menjadi babak baru. Di ajang bergengsi Top Digital Award, Deri mewakili PT Pos Indonesia menerima penghargaan prestisius, sekaligus menyabet Juara 1 Twibbon Challenge, sebuah kompetisi yang menggabungkan kreativitas visual dan pesan strategis digital perusahaan.
Kemenangan itu menjadi titik validasi, bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk banyak anak muda yang merasa punya tempat di ruang profesional — jika mereka tahu cara bicara dengan cara yang dimengerti zaman.
Lebih dari Sekadar Konten — Ini Soal Visi
Selain penghargaan digital, Deri juga berhasil menjadi Juara Favorit Lomba Video Akhlak oleh Pos Indonesia, dan Juara Favorit Lomba Fotografi oleh Kementerian BUMN. Ini menandakan satu hal penting: konten Deri bukan hanya soal teknis visual, tapi tentang pesan yang kuat, dan bagaimana menyampaikannya dengan cara yang tidak biasa.
Itulah yang membuat Kementerian BUMN akhirnya menetapkan Deri sebagai salah satu dari sedikit Influencer BUMN sosok internal yang diakui membawa nilai dan visi perusahaan lewat media sosial dengan cara yang segar dan otentik.
Generasi Baru, Gaya Baru: BUMN Tak Lagi Kaku
Kehadiran Deri di dunia digital memberi semacam simbol baru: bahwa profesionalisme tidak bertentangan dengan kreativitas. Bahwa korporasi besar bisa terlihat membumi. Bahwa BUMN pun bisa punya wajah segar yang bicara dengan bahasa Gen Z, tanpa kehilangan esensi.
Ia bukan bicara sebagai pejabat, bukan sebagai juru bicara resmi. Ia hanya anak muda yang tahu cara kerja perusahaan, dan memilih untuk membagikannya agar orang lain bisa belajar.
Lewat kontennya, Deri menjadi translator antara dunia formal dan dunia digital — dua dunia yang sering kali tidak nyambung. Tapi di tangan Deri, keduanya menyatu dengan cara yang organik.
Arah ke Depan: Membuka Jalan untuk yang Lain
Dengan segala pencapaian, Deri tetap membumi. Ia masih aktif membagikan tips kerja, rutinitas sebagai karyawan, tantangan menjadi pengelola media sosial, dan tentu saja — tentang bagaimana membangun personal branding tanpa kehilangan esensi sebagai profesional.
Kisah Deri adalah kisah tentang keberanian, kerja keras, dan cara baru menyampaikan nilai. Ia membuktikan bahwa kita tidak perlu menjadi selebritas atau direktur untuk berdampak. Cukup jadi diri sendiri, tapi jujur, konsisten, dan membawa nilai.
Dan mungkin, dari semua hal yang ia capai, yang paling penting adalah ini: ia membuka jalan untuk anak muda lain yang ingin menjadikan pekerjaannya lebih dari sekadar rutinitas tapi jadi ruang berkarya dan berkontribusi.