BEM Nusantara Desak Penangguhan Enam Mahasiswa Tersangka Kerusuhan May Day

Jurnalis: Fahrur Rozi

Kabar Baru, Jakarta – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara mendesak Kepolisian Daerah Jawa Tengah untuk menangguhkan penahanan terhadap enam mahasiswa yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kerusuhan saat peringatan Hari Buruh Internasional (May Day), Kamis (1/5).

Desakan tersebut disampaikan sebagai respons atas penahanan mahasiswa yang dinilai berpotensi menghambat ruang partisipasi publik, terutama dalam menyampaikan aspirasi melalui aksi unjuk rasa.

BEM Nusantara menyampaikan bahwa penangguhan penahanan merupakan langkah yang memungkinkan mahasiswa tetap menjalani proses pembinaan selama proses hukum berlangsung.

“Penahanan semestinya menjadi upaya terakhir, sesuai Pasal 21 ayat (4) KUHAP, yang menyatakan bahwa penahanan hanya dapat dilakukan terhadap tindak pidana dengan ancaman hukuman lima tahun atau lebih,” ujar Koordinator Pusat BEM Nusantara, Arya Dewi Prayetno, dalam keterangannya pada (13/5)

Ia menyebut bahwa pendekatan pembinaan lebih relevan diterapkan kepada mahasiswa, mengingat status mereka sebagai pelajar yang masih membutuhkan pendampingan dan proses edukasi.

BEM Nusantara juga mengingatkan agar penahanan tidak digunakan sebagai pendekatan utama dalam merespons aksi massa, karena dikhawatirkan dapat menimbulkan efek jera yang tidak proporsional dan memunculkan ketakutan dalam berekspresi.

Selain itu, BEM Nusantara meminta adanya evaluasi menyeluruh dari pihak kepolisian terkait penanganan demonstrasi. Menurut mereka, penting untuk menjamin hak menyampaikan pendapat tetap dilindungi dalam koridor hukum dan prinsip demokrasi.

Organisasi mahasiswa tersebut berharap agar permintaan penangguhan penahanan dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait guna menciptakan iklim keadilan dan penghormatan terhadap hak-hak sipil.