Puluhan Relawan Dapur Wajib Tersertifikasi, Ada Apa dengan SPPG Purwakarta?

Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Purwakarta – Upaya peningkatan standar keamanan dan kualitas pangan terus dilakukan oleh Yayasan SPPG Dapur Istimewa di Kabupaten Purwakarta.
Salah satu langkah krusial yang didorong adalah percepatan penyelesaian dokumen Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sebagai syarat utama operasional dapur SPPG.
Perwakilan Yayasan SPPG Dapur Istimewa, Saepudin, menjelaskan bahwa keberadaan penjamah makanan bersertifikat menjadi indikator penting dalam pemenuhan dokumen SLHS. Dari total relawan dapur, sedikitnya 25 orang wajib memiliki sertifikasi food handler atau penjamah makanan.
“Penjamah makanan ini menjadi syarat utama dalam pengajuan dokumen SLHS. Mereka yang bersentuhan langsung dengan proses produksi, alat makan, hingga penyajian makanan kepada anak-anak harus memiliki kompetensi dan pemahaman yang sesuai standar,” ujar Saepudin, di bale Sawala Yudistira area Pemkab Purwakarta. Senin (22/12).
Selain sertifikasi penjamah makanan, dapur SPPG juga diwajibkan mengikuti serangkaian tahapan pengujian, mulai dari uji laboratorium air dan makanan, hingga usap dubur dan Ikl, sebagai bagian dari penilaian kelayakan higiene sanitasi dapur.
Saepudin menegaskan, pihak yayasan mendorong percepatan penyelesaian dokumen SLHS agar dapat dituntaskan sebelum akhir tahun. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pelatihan penjamah makanan secara masif.
“Ketika dokumen SLHS sudah dimiliki, maka SPPG dinyatakan memiliki kompetensi yang layak sesuai standar Badan Gizi Nasional (BGN). Ini menjadi bukti bahwa dapur SPPG benar-benar siap dari sisi keamanan dan kualitas pangan,” jelasnya.
Selain SLHS, dapur SPPG juga akan melalui tahapan KACCP (Keamanan Pangan) yang proses pemeriksaannya dilakukan langsung oleh BGN. Pemeriksaan ini bertujuan memastikan seluruh proses pengolahan dan penyajian makanan memenuhi standar nasional keamanan pangan.
“Relawan harus memahami betul bagaimana penanganan makanan yang baik dan benar. Standar ini sangat penting untuk memastikan makanan yang diberikan kepada anak-anak aman, sehat, dan berkualitas,” tambah Saepudin.
Pelatihan penjamah makanan tersebut diikuti oleh sekitar 550 peserta yang berasal dari wilayah sekitar Purwakarta. Peserta tersebut merupakan relawan dari sekitar 12 hingga 20 dapur SPPG yang tengah dipersiapkan agar memenuhi standar yang ditetapkan.
Melalui kegiatan ini, Yayasan SPPG Dapur Istimewa berharap seluruh dapur SPPG di Purwakarta dapat memiliki standar operasional yang seragam dan sesuai ketentuan, sehingga mampu mendukung program pemenuhan gizi anak secara optimal dan berkelanjutan. (*)
Insight NTB
Daily Nusantara
Suara Time
Kabar Tren
Portal Demokrasi
IDN Vox
Lens IDN
Seedbacklink







