Aksi Tanam 1.000 Pohon, PKC PMII Jawa Timur Tegaskan Hablum Minal Alam Bukan Sekadar Doktrin

Jurnalis: Bagaskara Dwy Pamungkas

Kabarbaru, Tulungagung — Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur menggelar aksi tanam 1.000 pohon di Lapangan Desa Bukur, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung. Kegiatan ini menjadi penegasan sikap bahwa hablum minal alam dalam Nilai Dasar Pergerakan PMII tidak berhenti sebagai doktrin ideologis, melainkan harus hadir dalam praktik nyata dan kerja lapangan.

Puluhan kader PMII Jawa Timur terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Sejak awal, aksi ini dirancang sebagai bentuk keterlibatan konkret organisasi dalam merespons krisis ekologis yang semakin terasa dampaknya di berbagai wilayah. Penanaman pohon dipilih sebagai langkah awal yang sederhana, namun memiliki makna simbolik dan ekologis yang kuat.

Ketua PKC PMII Jawa Timur, Muhammad Ivan Akiedozawa, menegaskan bahwa gerakan lingkungan yang dilakukan PMII bukanlah kegiatan insidental atau sekadar pelengkap agenda organisasi. Menurutnya, aksi ini berangkat dari kesadaran ideologis yang tertanam dalam NDP PMII.

“Hablum minal alam dalam NDP PMII bukan konsep mati. Ia bukan sekadar bahan kaderisasi atau dokumen ideologis yang dihafalkan, tetapi nilai yang harus diwujudkan dalam tindakan. Menanam pohon ini adalah salah satu cara kami menghidupkan nilai tersebut,” ujar Edo, Rabu (17/12/2025).

Edo menjelaskan bahwa krisis ekologis hari ini tidak bisa dilepaskan dari cara pandang manusia yang menempatkan alam hanya sebagai objek eksploitasi. Ketika relasi itu dibangun secara timpang, maka kerusakan lingkungan menjadi keniscayaan dan dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Kalau alam terus ditekan tanpa batas, yang lahir bukan kesejahteraan, tapi bencana. Karena itu, PMII merasa tidak cukup hanya bersuara secara kritis. Kami harus hadir, harus turun langsung, dan mengambil bagian dari upaya merawat lingkungan,” tegasnya.

Ia menambahkan, PMII sebagai organisasi kader tidak boleh terjebak pada rutinitas diskusi tanpa keberanian untuk bertindak. Menurutnya, nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan yang menjadi fondasi PMII justru diuji ketika berhadapan langsung dengan persoalan nyata, termasuk kerusakan lingkungan.

“Menjaga alam adalah bagian dari menjaga kehidupan. Kalau kita bicara keadilan sosial, tapi menutup mata terhadap kerusakan lingkungan, itu berarti kita sedang memotong akar persoalan itu sendiri,” kata Edo.

Aksi tanam pohon ini merupakan bagian dari rangkaian agenda “Green Gathering Harmony” yang diinisiasi PKC PMII Jawa Timur. Agenda tersebut dirancang untuk memperkuat kesadaran ekologis kader sekaligus menegaskan bahwa perjuangan lingkungan harus menjadi bagian dari napas pergerakan PMII.

Edo menegaskan bahwa kegiatan ini bukan tujuan akhir, melainkan langkah awal untuk membangun komitmen jangka panjang. Ia berharap nilai hablum minal alam tidak berhenti pada kegiatan seremonial, tetapi terus diwujudkan dalam berbagai bentuk kerja nyata dari tingkat PB hingga Rayon.

“Kami ingin menegaskan bahwa PMII tidak sedang mengejar simbol. Menanam pohon ini adalah penanda sikap. Bahwa PMII berpihak pada kehidupan, pada keberlanjutan, dan pada masa depan yang lebih adil bagi manusia dan alam,” ujarnya.

“Maka melalui aksi ini, kamu dari PKC PMII Jawa Timur kembali menegaskan bahwa NDP PMII adalah nilai yang harus terus diperjuangkan, bukan sekadar diwariskan. Bagi PMII, hablum minal alam bukan hanya doktrin ideologis, tetapi komitmen yang harus terus diuji melalui konsistensi dan keberanian untuk bertindak,” tutup Edi.