Dispensasi Nikah di Jakarta Timur Didominasi Hamil di Bawah Umur

Editor: Khansa Nadira

Kabar Baru, Jakarta Timur — Pengadilan Agama (PA) Jakarta Timur mencatat permohonan dispensasi nikah terus terjadi setiap tahun dengan jumlah yang bervariasi.

Hingga Oktober 2025, tercatat 65 perkara dispensasi nikah yang diajukan.

Panitera Muda Hukum PA Jakarta Timur, Hisni Mubarok, menjelaskan mayoritas permohonan dikabulkan karena pemohon telah hamil di bawah umur, sehingga pengadilan perlu memberikan perlindungan hukum bagi ibu dan anak yang akan dilahirkan.

“Pengadilan itu tidak gampang mengabulkan dispensasi nikah. Pengadilan banyak mengabulkan karena darurat, harus dikabulkan dan itu banyak karena hamil di usia 17 tahun,” ujar Hisni di Jakarta Timur, Senin (10/11).

Menurutnya, keputusan pengadilan untuk mengabulkan permohonan tersebut bertujuan agar perempuan dan anak yang dikandungnya memiliki perlindungan dan legalitas hukum.

“Mau tidak mau, suka tidak suka harus segera dikabulkan, agar perempuan itu bisa segera menikah, meskipun berusia 17 tahun dan resmi karena dapat izin dari pengadilan. Ketika mereka menikah, anak tersebut memiliki seorang ayah,” tambahnya.

Hisni menegaskan, jika dispensasi tidak diberikan, anak yang lahir berpotensi tidak memiliki legalitas hukum, termasuk kesulitan memperoleh akta kelahiran dan kartu keluarga.

“Jika tidak dikabulkan dan mereka tidak menikah dan anak itu lahir, maka status anak itu lahir diluar pernikahan, dampaknya besar, anak itu tidak memiliki legalitas hukum. Tidak bisa memiliki kartu keluarga, akta kelahiran karena tidak memiliki data jelas,” imbuhnya.

Sebagai perbandingan, PA Jakarta Timur mencatat 56 perkara dispensasi nikah pada 2023 dan 49 perkara pada 2024. Tren ini menunjukkan bahwa fenomena perkawinan di usia muda masih menjadi persoalan sosial yang berulang setiap tahun.(Magang/Christiana)