Tim Riset ITS Surabaya Mulai Teliti Akar Masalah Banjir di Sumenep

Jurnalis: Rifan Anshory
Kabar Baru, Sumenep – Tim peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mulai melakukan riset komprehensif untuk mengidentifikasi akar penyebab banjir yang kerap melanda wilayah perkotaan Sumenep.
Ketua tim riset ITS, Ardy Maulidy Navastara, S.T., M.T., menjelaskan penelitian ini akan berlangsung selama 90 hari hingga akhir November 2025.
Fokus kajian diarahkan pada lima kawasan utama yang dinilai memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap genangan air.
Kelima titik tersebut meliputi:
- Kawasan Perkotaan – mencakup Perumahan BSA, Perumahan Satelit, serta kawasan Jalan Sumoharjo, Agus Salim, Trunojoyo, Dr. Cipto, dan Didik Setia Budi.
- Desa Patean, Kecamatan Batuan.
- Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi.
- Desa Sendir, Kecamatan Lenteng.
- Desa Muangan, Kecamatan Saronggi.
“Seluruh riset akan kami lakukan berbasis data. Jadi, kami masih mengidentifikasi data tersebut, hidrologi, banjir dan lainnya,”ujar Ardy, Sabtu (18/10).
Ia menegaskan, penelitian ini tidak sekadar menghasilkan laporan akademik, melainkan akan menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan berbasis sains.
“Hasil riset akan kami tuangkan dalam bentuk policy brief, agar dapat langsung dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk penyusunan kebijakan penanganan banjir,” tambahnya.
Menurut Ardy, kerja sama antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah seperti ini menunjukkan keseriusan Pemkab Sumenep dalam menangani persoalan lingkungan secara ilmiah dan terukur.
“Kami berharap hasil penelitian ini benar-benar diwujudkan dalam kebijakan nyata di lapangan, bukan berhenti di meja kajian atau menjadi dokumen semata,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Sumenep, Benny Irawan, menyebut riset tersebut merupakan inisiatif BRIDA dalam menggandeng ITS untuk menemukan solusi menyeluruh terhadap persoalan banjir di kawasan perkotaan.
“Kolaborasi ini menjadi langkah awal Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam menyiapkan kebijakan berbasis data dan riset, agar penanganan banjir ke depan lebih efektif dan berkelanjutan,” kata Benny.
Ia menambahkan, hasil penelitian nantinya akan menjadi dasar bagi perangkat daerah teknis dalam menyusun perencanaan pembangunan yang adaptif terhadap risiko banjir dan perubahan tata ruang.