Tokoh Lintas Agama Kritik Bak Sampah di Jalur Lingkar Timur Sumenep Tak Estetis

Jurnalis: Rifan Anshory
Kabar Baru, Sumenep – Keberadaan bak sampah besar di jalur utama Lingkar Timur atau Talangan, Sumenep, menuai sorotan dari sejumlah kalangan.
Meski di satu sisi dinilai sebagai langkah positif dalam menjaga kebersihan kota, sebagian pihak menilai penempatannya kurang memperhatikan aspek estetika.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumenep, Dr. Zeinudin, mengatakan bahwa pemasangan bak sampah merupakan niat baik pemerintah yang patut diapresiasi.
Namun, ia mengingatkan pentingnya menyeimbangkan antara fungsi kebersihan dan keindahan ruang publik.
“Saya memahami bahwa pemasangan bak sampah merupakan bagian dari upaya pemerintah menjaga kebersihan kota, dan itu niat baik yang tentu harus kita dukung. Namun, dalam menata ruang publik, kebersihan sebaiknya berjalan seiring dengan keindahan,” ujarnya, Selasa (14/10).

Zeinudin menilai, jalur Lingkar Timur bukan hanya area lalu lintas warga lokal, tetapi juga dilalui para peziarah Muslim menuju Asta Yusuf Talango serta peziarah Katolik menuju Gereja Karmel.
Karena itu, menurutnya, estetika di kawasan tersebut menjadi penting untuk menciptakan kesan baik bagi tamu luar daerah.
“Kita tidak sedang menolak fasilitasnya, melainkan berharap penataannya dapat lebih serasi, fungsional, dan tetap indah dipandang. Sumenep ini dikenal sebagai kota religius dan berbudaya; maka kebersihan dan keindahan sebaiknya saling melengkapi untuk mencerminkan wajah Sumenep yang ramah dan berperadaban,” tambahnya.
Senada, Romo Kornelis Kopong, O.Carm, Pastor Paroki Gereja Katolik Maria Gunung Karmel Sumenep, juga menilai keberadaan bak sampah di jalur utama tersebut sebaiknya ditata ulang.
“Memang sebenarnya kurang estetik kalau ditempatkan di situ karena itu jalur umum. Sekarang sudah agak teratur dibanding beberapa bulan lalu, tapi ke depan tergantung dinas terkait untuk mencari tempat yang lebih pas,” katanya.

Romo Kornelis menambahkan, untuk kawasan jalan utama cukup ditempatkan bak sampah kecil, yang kemudian diangkut petugas kebersihan setiap pagi ke penampungan besar.
“Dengan begitu, kebersihan tetap terjaga tanpa mengganggu pemandangan jalan,” tandasnya.