Dari Raja Sawit ke Meja Hijau: Kiprah dan Kontroversial Martias Fangiono di Industri Kelapa Sawit

Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabar Baru, Jakarta – Nama Martias Fangiono pernah begitu disegani di dunia bisnis kelapa sawit Indonesia.
Di masa jayanya, pengusaha keturunan Tionghoa ini dikenal sebagai raja sawit berkat kesuksesannya membangun PT Surya Dumai Industri Tbk, salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Tanah Air pada era Presiden Soeharto.
Namun, di balik kisah kejayaan itu, perjalanan karier Martias tak selalu berjalan mulus. Setelah puluhan tahun menguasai bisnis sawit nasional, ia terjerat kasus korupsi pembukaan lahan pada tahun 2007.
Pengadilan menjatuhkan hukuman 1,5 tahun penjara dan denda Rp346 miliar kepadanya.
Sejak saat itu, Surya Dumai mengalami keruntuhan dan akhirnya dihapus dari pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bangkit Lewat Generasi Kedua
Setelah sang ayah tersandung masalah hukum, putranya Ciliandra Fangiono mengambil alih tongkat estafet bisnis keluarga.
Ia kemudian mendirikan dan membawa First Resources Ltd perusahaan hasil pemisahan (spin-off) dari Surya Dumai ke lantai bursa.
Langkah itu menjadi titik kebangkitan baru bagi dinasti bisnis Fangiono. Saat ini, First Resources disebut mengelola lebih dari 200 ribu hektare perkebunan sawit di Riau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan.
Namun, di tengah ekspansi besar tersebut, muncul dugaan bahwa sebagian lahan dikelola oleh sejumlah perusahaan yang beroperasi sebagai entitas bayangan Nama PT Ciliandry Anky Abadi (CAA) dan PT Fangiono Agro Plantation (FAP Agri) disebut-sebut masih memiliki keterkaitan dengan keluarga besar Fangiono karena menggunakan alamat kantor yang sama dan memiliki struktur kepemilikan yang serupa.
Dinasti Sawit dan Bisnis Keluarga
Martias Fangiono diketahui memiliki tujuh anak dari dua istri, yakni Irawaty Fangiono dan Silvia Caroline.
Ketujuh anaknya Wiras Anky, Wirastuty, Wirashery, Wirasneny, Ciliandra, Cik Sigih, dan Cilandrew Fangiono kini berperan penting dalam mengelola jaringan bisnis keluarga tersebut.
Dalam struktur perusahaan, PT CAA dikaitkan dengan istri kedua Martias dan dua anaknya, sementara Wirastuty Fangiono tercatat sebagai pemegang saham mayoritas di FAP Agri.
Nama Lama, Kasus Baru
Belakangan, nama Martias kembali mencuat setelah kasus dugaan penggelapan pajak menyeret sejumlah perusahaan di bawah bendera First Resources Group atau Surya Dumai Group.
Kasus ini kembali membuka lembar lama perjalanan bisnis keluarga Fangiono yang kerap dikaitkan dengan praktik elusif antara bisnis dan hukum.
Kekayaan dan Pengaruh
Meski dihantam berbagai kontroversi, keluarga Fangiono tetap masuk daftar elit bisnis Indonesia. Pada tahun 2024, Ciliandra Fangiono tercatat sebagai orang terkaya ke-24 di Indonesia versi Forbes, dengan kekayaan mencapai US$2,4 miliar.
Jauh sebelumnya, pada tahun 2009, Ciliandra bahkan sempat dinobatkan sebagai triliuner termuda di Indonesia dengan kekayaan mencapai US$710 juta, menandai kebangkitan generasi baru dalam dinasti bisnis sawit Fangiono.